JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Kepala Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG), Syahmud Basri Ngabalin, melontarkan kritik tajam terhadap pola lama yang masih mengakar di tubuh Partai Golkar. Hal itu ia sampaikan saat mengukuhkan kepengurusan BSNPG periode 2024–2029 di Resto Pangeran Mudo, Jakarta Pusat, Rabu (10/9).
Menurut Syahmud, Golkar harus berani keluar dari jebakan cara berpikir konvensional yang dinilainya tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman.
“Kalau ingin menang besar, kita tidak bisa terus pakai pola lama. Harus berpikir out of the box, melahirkan terobosan baru, bukan sekadar rutinitas,” tegasnya.
Lebih jauh, Syahmud mengulas realitas politik yang kian mahal. Biaya demokrasi, kata dia, semakin membebani baik di Pileg, Pilkada, maupun Pilpres. Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi Golkar maupun lembaga saksi seperti BSNPG.
“Demokrasi kita makin mahal. Kalau tidak ada pemikiran baru, kita hanya akan jadi penonton. BSNPG harus hadir bukan hanya sebagai penjaga suara, tapi juga pusat gagasan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa penguatan demokrasi tidak bisa hanya bertumpu pada elite partai, melainkan juga partisipasi masyarakat. Dengan tingkat kehadiran pemilih yang tinggi, potensi manipulasi suara bisa ditekan.
“Partisipasi publik adalah benteng utama. Hak pilih itu kewajiban, bukan sekadar hak. Kalau rakyat aktif memilih, ruang kecurangan jadi semakin sempit,” jelasnya.
Acara pengukuhan ini sekaligus menjadi titik awal agenda strategis BSNPG lima tahun ke depan. Berdasarkan SK DPP Partai Golkar Nomor Skep-104/DPP/GOLKAR/VIII/2025, Syahmud menetapkan komposisi pengurus baru dengan semangat pembaruan (RED).
Discussion about this post