JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Kolonel (Purn) Sri Radjasa angkat bicara mengenai aksi anarkis yang terjadi pada 25–28 Agustus 2025. Ia menyebut demonstrasi tersebut bukan murni aspirasi rakyat lagi, melainkan telah “dibajak” oleh kelompok tertentu yang ia sebut sebagai geng Solo.
Menurut Sri Radjasa, Reza Halid hanya berperan sebagai penyandang dana, sementara kendali lapangan berada di geng Solo.
“Ini bukan demo murni, tapi demo yang sudah dibegal. Ini begal demo,” ujarnya dalam sebuah podcast Forum Keadilan TV di Jakarta, Senin (01/09/2025).
Ia menuturkan, pada awalnya ajakan demonstrasi yang viral sejak 25 Agustus mengusung isu “Tangkap Jokowi dan Gibran lewat mekanisme DPR. Namun, narasi itu bergeser menjadi sentimen terhadap DPR dengan tudingan hidup hedonis dan menerima tunjangan berlebihan. Narasi inilah yang kemudian menjadi isu dominan yang diusung para demonstran karena bersentuhan langsung dengan kehidupan rakyat yang benar-benar dalam kondisi terhimpit.
Perubahan narasi itu, lanjutnya, sengaja diarahkan untuk memicu kemarahan publik agar menuntut pembubaran DPR.
“Isu ini difabrikasi dan dikemas oleh orang-orang pesanan,” tegasnya.
Sri Radjasa menambahkan, aksi tersebut unik karena diikuti oleh berbagai entitas dengan latar belakang berbeda, tidak seperti demo biasanya yang solid dalam satu kelompok. Meski begitu, ia menilai upaya pembajakan tersebut tidak sepenuhnya berhasil (RED).
Discussion about this post