JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Tim Ekspedisi Patriot resmi dilepas oleh Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi bersama Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Menteri Transmigrasi M. Ifititah Sulaiman Suryanagara di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/8). Program ini melibatkan 2.000 peneliti muda dari berbagai perguruan tinggi yang akan ditempatkan di 154 kawasan transmigrasi, tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Viva Yoga menjelaskan bahwa ekspedisi ini bukan sekadar riset ilmiah, melainkan ujian patriotisme generasi muda yang akan menyelami langsung denyut kehidupan transmigran. Selama empat bulan penuh, para peneliti akan tinggal bersama masyarakat transmigrasi, dengan kondisi sederhana dan keterbatasan fasilitas.
“Di sinilah semangat kebangsaan diuji, ketika harus jauh dari kenyamanan, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan belajar dari kerja keras transmigran yang mengubah tanah kosong menjadi pusat kehidupan,” ujar Viva Yoga.
Sejak awal digagas pada era 1950-an, transmigrasi telah berperan besar dalam mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa, sekaligus membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa. Data Kementerian Transmigrasi mencatat, program ini berhasil melahirkan 3.607 desa, 385 kecamatan, 104 kabupaten, dan 2 kota baru.
Menurut Viva Yoga, keberhasilan transmigrasi bukan hanya soal pemerataan penduduk, tetapi juga bukti nyata solidaritas nasional. Transmigran yang datang dari berbagai suku, budaya, dan agama mampu hidup berdampingan dengan masyarakat lokal, sehingga kawasan transmigrasi tumbuh sebagai miniatur persatuan Indonesia.
Lebih jauh, ekspedisi ini diharapkan memberi pengalaman hidup yang berharga bagi para peneliti. Mereka akan merasakan bagaimana transmigran menghadapi tantangan nyata: keterbatasan listrik, akses air bersih, infrastruktur minim, hingga jarak yang jauh dari pusat kota.
“Patriotisme tidak hanya soal retorika, tapi tentang kesediaan untuk hidup sederhana, bekerja keras, dan membangun negeri dari pinggiran,” tegas Viva Yoga.
Selain penelitian, para peneliti juga akan melakukan pendampingan masyarakat, seperti membantu pencatatan data ekonomi, mendukung pendidikan lokal, hingga merancang strategi pengembangan potensi wilayah. Dengan begitu, ekspedisi ini bukan hanya memberi manfaat akademis, tetapi juga kontribusi langsung bagi masyarakat transmigrasi.
Viva Yoga optimistis, program ini akan melahirkan generasi muda yang lebih memahami sejarah dan nilai perjuangan transmigrasi. Ia menegaskan bahwa transmigran adalah “pahlawan pembangunan” karena dari tangan mereka terbentuk pusat ekonomi, budaya, pendidikan, dan pemerintahan baru di pelosok negeri.
“Jika para peneliti muda ini bisa belajar langsung dari para transmigran, maka mereka akan pulang dengan bukan hanya data, tetapi juga jiwa patriotisme yang lebih kokoh,” pungkasnya (RED).
Discussion about this post