JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mencetak sejarah dengan menggelar bedah tujuh buku karya Kepala BPOM, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D, secara serentak di seluruh Indonesia, Kamis (31/7/2025). Acara ini diikuti lebih dari 6.000 pegawai BPOM secara hybrid dari 77 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Nusantara, sekaligus memecahkan Rekor MURI sebagai bedah buku ilmiah dengan peserta terbanyak.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Merah Putih BPOM, Jakarta, ini tidak hanya menonjolkan sisi akademik, tetapi juga kekayaan budaya Indonesia. Seluruh peserta, baik luring maupun daring, tampil mengenakan busana adat daerah masing-masing, menciptakan harmoni visual yang menjadi simbol kebhinekaan.
Tujuh buku yang dibedah mencerminkan visi dan perjalanan pengawasan obat dan makanan Indonesia, yakni: Modernisasi Sistem Pengawasan Obat dan Makanan dalam Ekonomi Global, Mengawal Mutu, Membangun Bangsa, Sejarah dan Perkembangan BPOM Republik Indonesia, Badan POM Era Kolonial, Ancaman Silent Pandemic, Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia, Harmoni Keamanan dan Inovasi.
Acara ini juga menghadirkan tujuh pembedah lintas disiplin, mulai dari farmasi, kedokteran, kepolisian, hingga pengawasan keuangan negara. Mereka antara lain Dra. Raden Rara Mayagustina Andarini, dr. William Adi Teja, Mohamad Kashuri, Dra. Rita Endang, Drs. Tepy Usia, Irjen Pol. Tubagus Ade Hidayat, dan Yan Setiadi.
Dalam sambutannya, Prof. Taruna Ikrar menegaskan komitmennya agar ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti di ruang akademik.
“Ilmu pengetahuan tak boleh elitis. Ia harus mengalir ke seluruh penjuru negeri, menginspirasi, dan menguatkan bangsa,” ujarnya.
Perpaduan antara peluncuran ilmiah, nuansa budaya, dan partisipasi masif dari seluruh Indonesia ini mempertegas komitmen BPOM di bawah kepemimpinan Taruna Ikrar untuk membangun pengawasan obat dan makanan yang modern, kolaboratif, dan berdaya saing global (RED).
Discussion about this post