JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – DPP Persatuan Ummat Islam (PUI) melalui Bidang Hubungan Luar Negeri memperkuat jalinan sinergi dengan akademisi dan lembaga pemikir guna merespons tantangan geopolitik dan ekonomi global yang semakin kompleks. Hal ini ditandai dengan pertemuan antara Ketua Bidang HLN DPP PUI, Adhe Nuansa Wibisono, Ph.D., dan Dr. Muhammad Badaruddin, Head of Bakrie Center for Energy and Sustainability Universitas Bakrie, di Jakarta, Rabu (23/07/2025).
Diskusi berlangsung intens membahas berbagai isu strategis, termasuk dampak kebijakan proteksionis era Trump terhadap kedaulatan nasional serta peluang dan tantangan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai tampil sebagai international deal-maker.
Adhe menyatakan, PUI tengah membangun kanal sinergi baru dengan para pakar hubungan internasional serta think tank nasional.
“Sebagai ormas Islam, PUI tidak hanya fokus pada dakwah internal, tetapi juga turut bersuara dalam isu-isu kemanusiaan global seperti Palestina, Uighur, Kashmir, dan Rohingya,” ujar Adhe. Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memperkuat advokasi terhadap krisis Gaza.
Sementara itu, Dr. Badaruddin menekankan pentingnya keselarasan kebijakan luar negeri Indonesia dengan visi besar Presiden Prabowo.
“Simfoni kebijakan luar negeri harus adaptif dan responsif. Kementerian terkait sudah punya mekanisme yang solid untuk menghadapi dinamika ekonomi global yang sangat cepat berubah,” jelasnya.
Pertemuan ini turut membahas program unggulan PUI, seperti pemagangan ke Jepang untuk para santri dan pelajar sekolah PUI. Program tersebut diharapkan mampu membekali generasi muda dengan keterampilan global dan semangat kewirausahaan.
Sebagai bentuk apresiasi, HLN DPP PUI menyerahkan buku pedoman organisasi Intisab PUI dan novel biografi KH Abdul Halim, pendiri PUI, kepada pihak Universitas Bakrie sebagai bahan kajian dan rujukan pemikiran keislaman.
Adhe menegaskan bahwa PUI akan terus memperluas dialog lintas sektor dengan akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Kami ingin hadir sebagai ormas Islam yang tidak hanya aktif di dalam negeri, tapi juga mampu memberi kontribusi nyata dalam perumusan solusi global berbasis ilmu dan nilai,” katanya.
Kolaborasi ini dinilai strategis dalam memperkaya wawasan kebijakan luar negeri dan membangun jejaring intelektual yang mendorong pembangunan berkelanjutan. Ke depan, PUI berencana menginisiasi forum-forum lanjutan yang melibatkan lebih banyak aktor strategis lintas bidang (RED).
Discussion about this post