TEHERAN, RADIANTVOICE.ID – Pemerintah Iran dilaporkan tengah menyiapkan skenario suksesi jika Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei gugur dalam konflik bersenjata yang kian membara dengan Israel. Langkah ini mencerminkan kekhawatiran serius di internal Iran atas potensi memburuknya eskalasi yang dapat mengguncang stabilitas negara.
Laporan The New York Times, Sabtu (22/6), menyebut bahwa Khamenei telah menunjuk tiga ulama senior untuk mengantisipasi transisi kepemimpinan mendesak. Sumber-sumber di Teheran mengonfirmasi bahwa Iran tengah mempersiapkan berbagai kemungkinan terburuk, termasuk jika konflik melibatkan kekuatan asing seperti Amerika Serikat.
Meskipun rantai komando Iran sempat terguncang akibat gempuran Israel, para pejabat mengatakan struktur pemerintahan tetap berjalan. “Kami sadar bahwa jika perang terus meningkat, keberlangsungan kepemimpinan adalah krusial,” ujar salah satu pejabat yang tak disebut namanya.
Di tengah ketegangan tersebut, muncul pernyataan kontroversial dari Presiden AS Donald Trump yang menyebut Khamenei sebagai “target yang mudah”. Dalam unggahan di Truth Social, Trump menegaskan bahwa pihaknya mengetahui lokasi persembunyian Khamenei, namun memilih untuk tidak mengambil tindakan saat ini.
“Saat ini, kami tidak akan menghabisinya. Tapi kami tahu persis di mana dia berada,” tulis Trump.
Pernyataan tersebut langsung menuai reaksi keras dari Rusia. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memperingatkan bahwa pembunuhan terhadap Khamenei akan memicu ketidakstabilan besar. “Itu akan membuka kotak pandora,” tegasnya dalam wawancara dengan Sky News, Jumat (20/6).
Peskov juga menyebut bahwa pembunuhan terhadap pemimpin tertinggi Iran berpotensi menyalakan gelombang ekstremisme internal yang tak terkendali. “Masyarakat Iran sangat terkonsolidasi. Jika pemimpinnya dibunuh, dampaknya tidak akan berhenti di Iran saja,” tambahnya.
Situasi ini memperlihatkan betapa kompleksnya dinamika geopolitik kawasan, di mana ketegangan Iran-Israel bisa menyeret negara-negara besar dunia ke dalam konflik terbuka. Upaya diplomatik mendesak diperlukan untuk mencegah krisis skala penuh (RED).
Discussion about this post