ST. PETERSBURG, RADIANTVOICE.ID – Dalam forum ekonomi internasional Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan pandangan strategis mengenai arah pembangunan nasional Indonesia. Dalam pidatonya pada sesi panel bersama sejumlah pemimpin dunia, Prabowo menekankan pentingnya membangun fondasi ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, seiring dengan realitas demografis Indonesia yang terus berkembang pesat.
Berlangsung di ExpoForum Convention and Exhibition Centre, Jumat (20/6), sesi diskusi tersebut menghadirkan sejumlah tokoh penting dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Wakil PM Tiongkok Ding Xuexiang, Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile, dan Pangeran Bahrain Nasser bin Hamad Al-Khalifa. Dalam forum ini, Prabowo tak hanya membicarakan hubungan luar negeri, tapi juga memaparkan tantangan domestik Indonesia yang relevan dengan masa depan global.
“Setiap tahun, Indonesia menyambut sekitar lima juta kelahiran baru. Dalam sepuluh tahun, itu setara dengan sepuluh kali populasi Singapura,” ungkap Prabowo. “Ini adalah tantangan besar bagi kami: memberi makan, mendidik, dan menyediakan pelayanan kesehatan serta lapangan kerja bagi jutaan jiwa baru setiap tahun.”
Prabowo menekankan bahwa pemerintah Indonesia harus hadir secara nyata dan efektif dalam menjamin kesejahteraan rakyat. Ia menyebutkan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia hanya akan menjadi berkah jika dikelola dengan adil, transparan, dan berpihak pada rakyat. Jika tidak, kekayaan itu justru bisa menjadi beban dan kutukan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Prabowo mengungkapkan empat pilar utama prioritas pemerintahannya: swasembada pangan, swasembada energi, peningkatan kualitas pendidikan, dan percepatan industrialisasi nasional. Menurutnya, keempat hal ini merupakan prasyarat mutlak agar Indonesia dapat bertahan dan bersaing di era globalisasi yang makin kompleks.
“Negara harus hadir dalam arti sesungguhnya. Bukan hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai pelindung dan penggerak kesejahteraan rakyat,” tegas Prabowo.
Presiden juga mengangkat pentingnya kerja sama ekonomi internasional, termasuk melalui negosiasi perdagangan seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eurasia, CPTPP, serta langkah Indonesia menuju keanggotaan OECD. Ia juga menyinggung pengalaman pribadinya sebagai mantan pengusaha dan relasi jangka panjang keluarganya dengan perusahaan-perusahaan Rusia.
“Kami membuka pintu selebar-lebarnya untuk partisipasi Rusia dalam pembangunan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Melalui partisipasinya dalam SPIEF 2025, Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya siap memperkuat diplomasi dan perdagangan global, tetapi juga serius dalam membangun sistem nasional yang tangguh, merata, dan berkelanjutan. Dalam situasi geopolitik yang berubah cepat, Indonesia ingin hadir sebagai negara besar yang mandiri, tangguh, dan berpihak pada perdamaian dunia (RED).
Discussion about this post