TEHERAN, RADIANTVOICE.ID – Dua pejabat tinggi Garda Revolusi Iran (IRGC) dilaporkan tewas dalam serangan terpisah yang diyakini dilancarkan Israel. Jika dikonfirmasi, pembunuhan terhadap Saeed Izadi—komandan yang bertanggung jawab atas hubungan dengan kelompok-kelompok Palestina di dalam Pasukan Quds IRGC—dan Behnam Shahryari—kepala Unit 190 yang mengatur penyelundupan senjata dan dana ke proksi Iran—akan menjadi pukulan signifikan bagi militer elit Iran.
Izadi dilaporkan menjadi sasaran dalam sebuah apartemen di kota suci Syiah, Qom. Sementara Shahryari tewas dalam serangan drone yang menghantam mobilnya di jalanan wilayah barat Iran.
Rentetan pembunuhan pejabat militer papan atas Iran dalam sepekan terakhir ini menyoroti celah besar dalam sistem intelijen Republik Islam tersebut. Selain itu, situasi ini menguatkan dugaan bahwa badan intelijen Israel, Mossad, telah berhasil menyusup jauh ke dalam struktur keamanan Iran.
Menargetkan pejabat tingkat tinggi dengan perlindungan ketat seperti Izadi dan Shahryari bukan perkara mudah. Hal ini membutuhkan kombinasi intelijen manusia (human intelligence) di lapangan dan pemantauan elektronik canggih.
Peringatan akan celah keamanan ini sebenarnya sudah pernah disampaikan. Beberapa tahun lalu, mantan Menteri Intelijen Iran, Ali Younesi, mengungkapkan bahwa Presiden Iran saat itu, Hassan Rouhani, sempat memperingatkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bahwa “Mossad lebih dekat kepada kita dibandingkan telinga kita sendiri”—sebuah pernyataan yang kini terdengar semakin relevan (RED).
Discussion about this post