ISLAMABAD, RADIANTVOICE.ID – Ketegangan geopolitik Timur Tengah memasuki babak baru setelah munculnya kembali video wawancara lama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut Pakistan sebagai target strategis kedua setelah Iran dalam upaya mencegah negara-negara Islam memiliki senjata nuklir.
Pernyataan Netanyahu dalam video itu kembali ramai di media sosial pasca-serangan udara Israel ke Teheran, Jumat (13/6), yang menewaskan sejumlah pejabat militer dan ilmuwan nuklir Iran.
“Misi terbesar kita adalah mencegah militer Islam bertemu dengan senjata nuklir. Yang pertama Iran. Yang kedua Pakistan,” kata Netanyahu dalam wawancara tersebut.
Menanggapi eskalasi ini, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif menyatakan dukungan penuh terhadap Iran dan menyerukan dunia Islam agar bersatu menghadapi agresi Israel. Dalam pidatonya di Majelis Nasional, Sabtu (14/6), ia memperingatkan:
“Jika negara-negara Muslim tidak bersatu sekarang, masing-masing akan menghadapi nasib yang sama,” tegas Asif. Ia juga mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk segera menggelar sidang darurat guna menyusun langkah strategis bersama.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dalam pernyataan resminya mengutuk serangan Israel terhadap Iran. Ia menyebut tindakan tersebut tidak beralasan, berbahaya, dan berpotensi mengguncang stabilitas kawasan secara luas.
Situasi semakin memanas ketika Jenderal Mohsen Rezaee dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menyebut bahwa Pakistan telah memperingatkan akan membalas Israel dengan senjata nuklir jika rezim Zionis menggunakan rudal nuklir terhadap Iran. Namun pernyataan ini dibantah oleh Menhan Pakistan.
“Kemampuan nuklir kami adalah untuk pertahanan, bukan eskalasi,” ujar Asif menegaskan posisi resmi Islamabad.
Pernyataan yang saling bertolak belakang ini menambah kecemasan komunitas internasional atas potensi konfrontasi yang meluas dan tak terkendali. Beberapa analis menyebut situasi ini sebagai “bayang-bayang Perang Dunia III”, jika tidak segera diredam melalui jalur diplomasi (RED).































Discussion about this post