JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Spekulasi bergabungnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus jadi perbincangan panas. Banyak kalangan memprediksi jika Jokowi bergabung ke dalam tubuh PSI, maka kepopuleran Jokowi akan turut mengerek popularitas dari PSI.
Namun, sebagaimana diberitakan sebelumnya, peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, mengungkap data mengejutkan bahwa elektabilitas Jokowi saat ini hanya tersisa 2 persen! Menurutnya, ketokohan Jokowi tak akan memengaruhi PSI nanti.
Pandangan berbeda disampaikan oleh Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad. Ia optimis: jika Jokowi benar-benar bergabung, PSI punya peluang besar melesat di panggung politik nasional.
“Figur populer seperti Jokowi sangat penting bagi partai seperti PSI,” ungkap Saidiman, Rabu (12/06). Menurutnya, kultur politik Indonesia sangat bergantung pada sosok tokoh sentral.
Selama ini, PSI memang kerap menunjukkan kedekatannya dengan Jokowi. Jika sang mantan presiden resmi bergabung, langkah itu diyakini akan memperkuat branding PSI sekaligus menarik basis massa loyalis Jokowi.
“Loyalis Jokowi juga akan lebih mudah menentukan arah dukungannya jika beliau punya afiliasi politik yang jelas,” tambahnya.
Tantangan Logistik Masih Jadi PR
Namun, ada satu catatan penting: biaya politik. Saidiman tak memungkiri bahwa operasional partai membutuhkan dana besar, sementara Jokowi dikenal bukan sosok dari kalangan pengusaha.
“Masalah pendanaan adalah persoalan klasik semua partai. Tapi justru di sinilah keuntungan memiliki tokoh seperti Jokowi,” katanya. Kehadiran Jokowi, lanjut Saidiman, bisa membuka peluang pendanaan dari kalangan simpatisan atau kolega yang percaya pada visinya.
Dengan sosok Jokowi di dalam barisan, PSI berpotensi mendapat lonjakan suara di Pemilu mendatang — asalkan kerja-kerja politik dan sosialisasi tetap konsisten dijalankan. Kini tinggal menunggu: akankah Jokowi turun gunung secara resmi bersama PSI? (RED).
Discussion about this post