BOGOR, RADIANTVOICE.ID – Di tengah badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menghantam lebih dari 70.000 pekerja di Indonesia, sambal justru menjadi solusi mengejutkan yang menginspirasi. Melalui Workshop Ekonomi bertema “Meningkatkan Potensi Usaha Mikro dari Rumah – Hobby Menghasilkan Cuan”, yang digelar pada Rabu (21/5/2025), DPP Pengajian Al-Hidayah bersama BPJS Ketenagakerjaan membuktikan bahwa peluang bisa datang dari dapur sendiri.
Workshop yang digelar di Sentra Kuliner Kota Bogor ini menjadi ajang pembuktian bahwa usaha mikro seperti sambal kemasan mampu menjadi penopang ekonomi keluarga, bahkan di masa sulit.
“Data PHK pada 2024 mencapai 70 ribu orang, dan bulan ini sudah bertambah 4.000 orang. UMKM jadi tameng pertahanan ekonomi keluarga,” ungkap Yayat Syariful Hidayat dari Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan.

Mayang, pelaku UMKM sukses dengan merek Sambel Roa JuDes, hadir sebagai narasumber dan berbagi kisahnya. Awalnya hanya untuk kebutuhan rumah tangga, kini sambalnya telah menembus pasar ekspor hingga Jepang, Amerika, Australia, dan Eropa.
“Jangan remehkan dapur sendiri. Sambal bisa jadi jalan menuju penghasilan global,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Sri Suparni Bahlil dari DPP Pengajian Al-Hidayah menekankan pentingnya mendukung usaha kecil menengah (UKM) sebagai ujung tombak ketahanan ekonomi nasional.
“UMKM tidak hanya bertahan, tapi juga menyelamatkan,” tegasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Cut Ema Ratna Dewi, Ketua Departemen Ekonomi dan Koperasi, menjelaskan bahwa sambal adalah produk yang sangat dekat dengan budaya makan masyarakat Indonesia.
“Dari kebiasaan sederhana ini, kita bisa ciptakan peluang besar,” ujarnya.
Workshop ini dihadiri oleh berbagai perwakilan dari Pengajian Al-Hidayah pusat hingga daerah serta para pelaku UMKM binaan. Selain ilmu teknis pembuatan sambal, peserta juga mendapat motivasi untuk memulai usaha dari rumah demi masa depan yang lebih stabil dan mandiri.
Di tengah ketidakpastian dunia kerja, sambal bukan sekadar pelengkap makanan—tapi harapan baru bagi keluarga Indonesia (RED).
Discussion about this post