JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, mengungkapkan bahwa pembangunan menuju Indonesia Emas 2045 tak bisa lepas dari pemetaan demografi yang akurat dan terarah. Dalam sambutannya di acara Talk Show & Stand-Up Comedy DPP Partai Golkar bertema Membangun Sumber Daya Manusia dan Kependudukan Bangsa, Kamis (15/5/2025), ia menekankan pentingnya data sebagai alat navigasi pembangunan masa depan.
“Kalau hari ini ada 48 juta anak usia satu tahun, maka enam tahun lagi negara harus siap menyediakan jumlah sekolah dasar yang sesuai,” ujar Wihaji. Ia menambahkan bahwa pola pikir semacam ini harus menjadi standar kerja pemerintah dalam merancang kebijakan jangka panjang.
Wihaji menjelaskan, jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai 282 juta tersebar tidak merata, dengan 56 persen di antaranya tinggal di Pulau Jawa. “Inilah potret konkret yang harus dikelola. Kita perlu tahu siapa yang harus dibangun, di mana pembangunan dilakukan, dan bagaimana arahnya,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini tercatat sekitar 72 juta keluarga dari total populasi, dan dalam keluarga-keluarga itulah potensi serta tantangan pembangunan berakar. Ia menyoroti angka-angka kunci seperti 40 juta pasangan usia subur, 35 juta balita usia 0–23 bulan, serta 36 juta anak usia 2–5 tahun yang akan menjadi generasi produktif pada 2045.
Tak hanya itu, data menunjukkan bahwa pada Pemilu 2029 mendatang, sekitar 73 persen pemilih akan berasal dari generasi milenial dan zilenial. “Ini bukan hanya soal angka, tapi strategi besar bangsa. Kalau negara tidak hadir dengan rencana yang terukur, maka kita akan tertinggal,” tegas Wihaji.
Ia juga menyebut bahwa kementeriannya tidak hanya menjalankan pendataan, tetapi juga menyusun desain besar pembangunan manusia Indonesia: mulai dari perencanaan, indikator, hingga roadmap kerja lintas sektor.
“Desain kependudukan harus jadi instrumen utama pembangunan. Kita tidak bisa lagi bekerja reaktif. Ini soal masa depan bangsa,” ujarnya menutup pidato.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berbasis data, Wihaji optimistis pembangunan sumber daya manusia Indonesia bisa diarahkan secara tepat menuju Indonesia Emas 2045 (RED).
Discussion about this post