TABANAN, RADIANTVOICE.ID – Ketegangan sempat mewarnai Desa Adat Sanggulan, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, usai sebuah organisasi masyarakat, GRIB Jaya, kedapatan melakukan aktivitas tanpa izin. Dipimpin langsung oleh pecalang dan otoritas desa, kegiatan ormas itu akhirnya dihentikan secara permanen.
Pihak desa adat menganggap GRIB Jaya telah melanggar norma dan aturan lokal karena tidak memberi pemberitahuan atas segala aktivitas, termasuk yel-yel ormas yang terekam dan viral di media sosial. “Mereka tidak pernah izin ke kami sebagai pengurus desa adat,” tegas I Ketut Suranata, Kepala Desa Adat Sanggulan.
Pertemuan dilakukan pada Sabtu (10/5) malam, dan menghasilkan kesepakatan bahwa GRIB Jaya di Tabanan harus menghentikan semua kegiatannya alias lockdown selamanya. Bahkan, mereka didorong membuat pernyataan resmi dalam bentuk video.
Langkah ini diambil demi menjaga ketertiban dan harmonisasi sosial di wilayah adat. Suranata menegaskan bahwa setiap aktivitas di desa adat harus diketahui H-3 sebelum pelaksanaan dan mendapat pengawalan dari pecalang.
“Aktivitas yang tak berizin melanggar kearifan lokal kami. Dan di Bali, urusan keamanan desa adat bukan main-main, ada pecalang,” ujarnya.
Keputusan pembubaran juga dipengaruhi oleh gelombang penolakan terhadap GRIB Jaya, termasuk dari Gubernur Bali I Wayan Koster. Ia menyatakan dengan tegas bahwa Bali tidak akan menerima keberadaan ormas yang tidak selaras dengan nilai-nilai budaya dan keamanan lokal.
“Kalau mau daftar di Bali, GRIB Jaya akan ditolak. Itu hak pemerintah daerah,” kata Koster, Senin (12/5).
GRIB Jaya belakangan menuai sorotan publik karena keterlibatan anggotanya dalam aksi pembakaran mobil polisi di Depok, serta rekam jejak sang pendiri, Hercules, yang dianggap kontroversial.
Kini, GRIB Jaya Tabanan resmi dinyatakan bubar. Desa Adat Sanggulan menegaskan bahwa keamanan sosial bukan sekadar urusan hukum, tapi juga soal adat dan marwah masyarakat lokal Bali.
“Kami bukan anti pendatang, tapi siapa pun yang masuk Bali harus tahu diri dan hormati adat,” pungkas Suranata (RED).
Discussion about this post