JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Menjelang pelaksanaan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tensi politik internal partai mulai memanas. Ketua DPC PPP Jakarta Pusat, Dadya Manggala, angkat suara soal manuver sejumlah elite pusat yang dinilainya tidak produktif menjelang forum tertinggi partai tersebut.
Menurut Dadya, seharusnya seluruh jajaran partai, terutama Sekjen PPP Arwani Thomafi, berfokus menyukseskan jalannya Muktamar. Namun ia menyayangkan adanya indikasi cawe-cawe yang justru mengarah pada kepentingan pribadi.
“Seyogyanya sekjen fokus mensukseskan pelaksanaan Muktamar, bukan malah cawe-cawe untuk kepentingan pribadi,” tegas Dadya dalam keterangannya, Rabu (14/5/2025).
Ia juga menilai ada oknum elite DPP yang diduga memprovokasi kader-kader daerah untuk mendukung agenda pribadi dengan mengusung tokoh-tokoh eksternal sebagai calon Ketua Umum PPP.
Dadya mengingatkan bahwa PPP memiliki sejarah panjang dengan kader-kader internal yang punya kapasitas dan loyalitas tinggi. Karena itu, ia mengajak seluruh struktur partai agar tidak terpengaruh oleh manuver politik jangka pendek.
“Saya berharap kader PPP tidak terprovokasi dengan manuver oknum elite DPP dan agenda-agenda pribadinya,” katanya.
Menurutnya, pemimpin ideal PPP ke depan adalah sosok yang lahir dari rahim partai sendiri, bukan tokoh luar yang datang hanya untuk menunggangi popularitas partai.
“Biarkan kader memilih pemimpin yang benar-benar kader tulen PPP, bukan orang luar,” tandas Dadya.
Pernyataan ini menjadi penegasan dari gelombang aspirasi daerah yang menolak intervensi pihak luar dalam perebutan kursi Ketua Umum PPP. Muktamar X diprediksi menjadi ajang tarik-menarik antara loyalis kader internal dan kelompok yang mengusung figur eksternal.
Dengan semakin banyaknya suara daerah yang mulai bersuara, dinamika menjelang Muktamar dipastikan kian memanas dan berpotensi mengubah arah peta kekuasaan dalam tubuh PPP (RED).
Discussion about this post