JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Sidang Senat Universitas Paramadina pada Jumat (9/5) tak hanya menetapkan Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D. sebagai rektor periode 2025–2029, tetapi juga menjadi ruang refleksi penting mengenai nilai-nilai kepemimpinan dalam dunia pendidikan tinggi. Dalam suasana yang hangat dan terbuka, sejumlah tokoh menyampaikan pesan yang menekankan pentingnya harmoni, kolaborasi, dan komitmen terhadap cita-cita para pendiri.
Mantan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, yang turut hadir sebagai anggota senat, menyampaikan bahwa dalam organisasi pendidikan, keberhasilan tidak semata-mata soal struktur, melainkan bagaimana menjaga nilai kebersamaan.
“Kata yang mulai jarang kita dengar tapi sangat penting adalah rukun. Bukan soal harus selalu sepakat, tapi soal bisa tetap hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati,” ucap Anies dalam sambutannya.
Senada dengan itu, Ketua Umum Yayasan Wakaf Paramadina, Hendro Martowardojo, mengingatkan pentingnya menjaga semangat kerja sama lintas elemen, terlebih karena Universitas Paramadina kini mengelola tiga kampus.
“Kita memiliki banyak talenta. Kolaborasi antara rektorat, senat, dosen, dan mahasiswa adalah kunci agar potensi itu dapat tersampaikan secara maksimal,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina HM. Jusuf Kalla menyampaikan pesan strategis untuk rektor terpilih. Ia menekankan pentingnya meningkatkan akreditasi menjadi unggul, mempercepat realisasi kampus Cikarang, serta meningkatkan jumlah mahasiswa program magister. JK juga menegaskan bahwa Universitas Paramadina harus tetap menjadi penggerak pemikiran kebangsaan, keislaman, dan kemodernan, seperti yang dicita-citakan oleh pendirinya, Prof. Dr. Nurcholish Madjid.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Didik menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia berkomitmen menjadikan masa kepemimpinan ini sebagai kelanjutan dari misi besar universitas.
“Kita pastikan mahasiswa mendapatkan pengalaman terbaik, karena keberhasilan mereka adalah keberhasilan universitas,” ujarnya.
Sidang yang digelar di Kampus Cipayung ini dipimpin oleh Dr. Tatok Djoko Sudiarto dan Prof. Dr. Iin Mayasari, serta dihadiri seluruh anggota senat yang terdiri dari para dekan dan ketua program studi. Proses pemilihan rektor dilakukan secara demokratis, mencerminkan komitmen Universitas Paramadina terhadap tata kelola yang transparan dan inklusif.
Melalui peneguhan nilai-nilai seperti rukun dan kolaboratif dalam sidang ini, Universitas Paramadina menunjukkan bahwa kampus bukan sekadar tempat belajar, melainkan ruang tumbuhnya karakter kepemimpinan yang berakar pada harmoni dan visi kebangsaan (RED).
Discussion about this post