JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Universitas Paramadina resmi menetapkan kembali Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D sebagai Rektor untuk periode 2025–2029. Keputusan ini diambil dalam sidang senat yang berlangsung di Kampus Cipayung, Jakarta Timur, sebagai bagian dari proses demokratis dan partisipatif pemilihan pemimpin universitas.
Prof. Didik bukan sosok baru dalam kepemimpinan Paramadina. Di periode sebelumnya, ia berhasil membawa universitas mengalami sejumlah kemajuan signifikan, termasuk pertumbuhan jumlah mahasiswa hingga 5.700 orang, pendirian kampus di Cipayung dan Cikarang, serta pembukaan program studi baru seperti Magister Psikologi. Di periode baru ini, ia menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan transformasi universitas.
“Kita pastikan para mahasiswa mendapatkan pendidikan dan pengalaman terbaik. Jika mereka sukses, universitas juga sukses,” ujar Prof. Didik dalam sambutannya usai ditetapkan kembali sebagai rektor. Ia juga mengajak seluruh elemen kampus untuk bekerja keras, cerdas, dan tuntas mewujudkan amanah para pendiri, termasuk pesan dari HM. Jusuf Kalla.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina, HM. Jusuf Kalla (JK), memberikan pesan strategis kepada rektor terpilih. Di antaranya, mempercepat pembangunan kampus Cikarang, menambah jumlah mahasiswa magister, dan meningkatkan akreditasi universitas menjadi unggul. JK juga menekankan pentingnya menjaga warisan intelektual pendiri universitas, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, yakni nilai keindonesiaan, keislaman, dan kemodernan.
Sidang senat yang dipimpin oleh Dr. Tatok Djoko Sudiarto dan Prof. Dr. Iin Mayasari ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua Umum Yayasan Wakaf Paramadina Hendro Martowardojo, Sekjen Yayasan Wijayanto Samirin, dan mantan Rektor Anies Baswedan. Dalam sambutannya, Anies menyoroti pentingnya menjaga harmoni dalam organisasi.
“Kata kuncinya adalah rukun. Persatuan tak selalu soal bergabung, tapi soal bisa tetap rukun meski berbeda-beda,” ujarnya.
Sementara itu, Hendro Martowardojo menyoroti pentingnya kolaborasi antar-elemen kampus.
“Meski sekarang kita sudah memiliki tiga kampus, kerjasama antara rektorat, senat, dosen, dan mahasiswa harus terus diperkuat,” ujarnya.
Dengan kembali terpilihnya Prof. Didik, Universitas Paramadina menatap masa depan dengan optimisme baru. Agenda besar menanti, mulai dari penguatan kapasitas akademik hingga perluasan jejaring institusi, seiring dengan upaya menjadikan kampus ini sebagai motor pemikiran progresif di Indonesia (RED).
			








		    



















                
Discussion about this post