JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Dua tokoh besar dalam sejarah Indonesia, Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), berpeluang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan kabar ini saat menghadiri acara di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, pada Rabu (23/4).
“Tahun ini ada beberapa nama yang berpeluang, di antaranya Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 Gus Dur,” kata Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, Kementerian Sosial telah menerima berbagai usulan dari daerah, termasuk nama Soeharto dan Gus Dur. Seluruh nama yang diajukan akan dipertimbangkan berdasarkan jasa dan kontribusi mereka terhadap bangsa.
“Pak Harto, Gus Dur, atau seluruh pahlawan yang diusulkan, pada dasarnya juga memiliki kekurangan. Karena mereka manusia, tempatnya kesalahan,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya mengakui jasa-jasa besar para tokoh nasional tanpa mengabaikan kekurangan yang ada. “Mungkin kekurangannya harus kita terima sebagai bagian dari perjalanan bangsa ini. Tetapi jasa-jasa baiknya itu juga enggak boleh kita lupakan,” ujarnya.
Gus Ipul juga mengungkapkan bahwa peluang Soeharto semakin besar setelah namanya tidak lagi terkait TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang pemberhentian terkait isu korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Proses pemberian gelar pahlawan nasional berawal dari usulan masyarakat yang diajukan melalui bupati atau wali kota, kemudian dikaji oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), hingga akhirnya dinilai oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) dan Dewan Gelar sebelum diputuskan oleh Presiden.
Nama-nama yang diajukan harus memenuhi sejumlah syarat, seperti integritas moral, jasa besar terhadap bangsa, tidak pernah terlibat pidana berat, serta kontribusi nyata dalam perjuangan kemerdekaan atau pembangunan bangsa.
Selain Soeharto dan Gus Dur, total ada 20 nama yang diusulkan sebagai calon Pahlawan Nasional pada tahun ini (RED).
Discussion about this post