VATIKAN, RADIANTVOICE.ID – Ribuan umat Katolik dari seluruh dunia berkumpul di Basilika Santo Petrus, Vatikan, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Pemimpin Gereja Katolik berusia 88 tahun itu wafat pada Senin (21/4) setelah mengalami stroke. Sebelumnya, ia sempat dirawat di rumah sakit selama lima minggu akibat pneumonia ganda.
Jenazah Paus disemayamkan dalam peti mati terbuka di Basilika Santo Petrus mulai Rabu pagi (23/4). Prosesi pemindahan jenazah dari kediaman pribadi Paus ke basilika diiringi oleh para kardinal berjubah merah dan imam berjubah putih.
Dentang lonceng mengiringi prosesi selama 40 menit. Ribuan pelayat memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghormatan tradisional Italia.
Sekitar 20.000 orang memadati kawasan basilika sejak pagi. Menjelang sore, antrean panjang sudah memakan waktu hingga delapan jam.
Pihak kepolisian Vatikan memutuskan membuka basilika sepanjang malam agar semua pelayat dapat memberikan penghormatan. Hingga tengah malam, antrean masih mengular panjang di luar gereja.
Luis dan Macarena, pasangan pengantin baru asal Meksiko, datang ke Roma untuk bulan madu dan berharap bisa mendapat berkat dari Paus.
“Paus Fransiskus adalah orang suci dan dia akan memberkati kami dari surga,” ujar Luis.
Mary Ellen, warga Amerika yang tinggal di Italia, datang dengan kereta malam untuk mengucapkan selamat tinggal.
“Aku mencintai Papa Francesco. Ia rendah hati, mencintai imigran, dan berani melawan kekuasaan untuk menjadi Kristen sejati,” tuturnya.
Di dalam basilika, suasana sangat hening meski dipenuhi ribuan orang. Banyak pelayat berdoa, berlutut, dan membuat tanda salib di depan peti jenazah Paus.
Sebagian besar menyempatkan diri mengagumi keindahan basilika, namun tetap menjaga kesakralan momen.
Paus Fransiskus: Pemimpin Progresif dari Amerika Latin
Paus Fransiskus adalah Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin. Selama 12 tahun masa kepemimpinannya, ia dikenal dengan pandangan sosial progresif dan keberpihakan pada kaum miskin serta terpinggirkan.
Eva Asensio, wisatawan asal Meksiko, menyebut Paus sebagai pemersatu.
“Kami melihatnya sebagai Paus yang baik — mendukung semua orang tanpa pandang bulu,” katanya sambil menangis.
Margaux, warga Prancis yang tinggal di Roma, menyebut Paus Fransiskus sebagai simbol harapan.
“Semoga Paus berikutnya mengikuti jejaknya,” katanya.
Jenazah Paus akan disemayamkan hingga Jumat malam. Vatikan telah menetapkan masa berkabung selama sembilan hari.
Prosesi pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (26/4), dan diperkirakan dihadiri ribuan umat serta pemimpin dunia (RED).
Discussion about this post