Oleh : Arwani Thomafi*
Innalillahi wainna ilaihi rojiun, politisi senior yang konsisten memperjuangkan demokrasi dan kesejahteraan umat, KH. A. Chozin Chumaidy telah wafat hari ini. Bangsa Indonesia sangat kehilangan sosok dan keteladanannya selama almarhum mengabdi di pemerintahan dan berkarir di bidang politik maupun organisasi kemasyarakatan.
KH. A. Chozin Chumaidy merupakan salah satu tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memiliki rekam jejak panjang dalam dunia politik dan diplomasi. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Ketua Mahkamah DPP PPP, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dari Fraksi PPP. Di kancah internasional, beliau juga dipercaya mengemban amanah sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Lebanon.
Selain itu KH..A Chozin Chumaidy merupakan sosok.aktivis organisasi sejak muda, mulai dari Pergeràkan Mahasiswa Islam Indonesia, Pengurus NU Jawa Barat, hingga menjadi pengurus pusat PBNU.
Sepanjang hidupnya, KH A. Chozin Chumaidy dikenal sebagai politis Islam yang senantiasi memperjuangkan nilai-nila demokrasi dan kesejahteraan rakyatnya. Dalam berbagai kesempatan, beliau selalu menekankan pentingnya peran demokrasi dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, proses demokratisasi seharusnya tidak hanya berfokus pada aspek politik semata, tetapi juga harus memberikan dampak nyata terhadap kualitas hidup rakyat. Dengan demikian, kemajuan demokrasi semestinya berjalan seiring dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Dalam pandangan KH A Chozin Chumaidy sejauh ini, demokrasi di Indonesia belum berbanding lurus dengan kesejahteraan. Indonesia merupakan kampiun demokrasi dunia, yakni sebagai negara terbesar yang mampu menyelenggarakan pesta demokrasi secara berkualitas. Namun prestasi besar tersebut kurang bermakna bila tidak berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
Oleh karena itu, melalui PPP KH A. Chozin Chumaidy terus berupaya untuk mewujudkan korelasi positif antara pencapaian demokrasi dengan kesejahteraan. Menurutnya demokrasi harus mampu dan berdampak pada kesejahteraan umat atau rakyat. Jangan sampai terjasi pilihan demokrasi justru hasilnya menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat.
Secara prinsipil, KH. A. Chozin Chumaidy meyakini bahwa demokrasi idealnya dijalankan dengan orientasi utama pada kepentingan rakyat. Menurut beliau, pencapaian dalam sistem demokrasi seharusnya tercermin melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan kaidah usul fikih yang menyatakan, “tasarruful imam ‘alar ra’iyyah manuthun bil maslahah”, yang berarti kebijakan atau kepemimpinan harus diarahkan untuk menciptakan kemaslahatan bagi umat.
Beliau secara konsisten menyerukan agar seluruh partai politik memiliki kesamaan visi dalam membangun demokrasi yang berorientasi pada kesejahteraan. Jika ambisi politik hanya berfokus pada perebutan kekuasaan, maka hal itu justru akan menciptakan jarak antara partai dan masyarakat. Akibatnya, rakyat akan merasa terasing dari proses politik karena tidak merasakan manfaat nyata dari demokrasi dalam kehidupan mereka.
Dalam berbagai forum diskusi, baik bersama kader partai maupun generasi muda Nahdlatul Ulama, KH. A. Chozin Chumaidy senantiasa menekankan bahwa umat Islam merupakan pilar utama dan kekuatan terbesar dalam kehidupan berbangsa. Peran strategis umat Islam dinilai sangat menentukan bagi keutuhan, kelangsungan, serta kemajuan atau kemunduran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, menurut beliau, adalah hal yang wajar jika masa depan NKRI berada di tangan umat Islam.
Beliau juga tak henti mengajak umat Islam untuk tampil di barisan terdepan dalam memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan dan kemajuan bangsa. Sebab, kesejahteraan rakyat sejatinya juga merupakan cerminan dari kesejahteraan umat Islam di Indonesia. Karena itu potensi besar umat Islam Indonesia dapat dihimpun dalam visi dan misi yang sama untuk menuju tercapainya kemaslahatan umat dan kemajuan bangsa. Kuncinya untuk mencapai kemajuan bangsa dan kemaslahatan umat adalah persatuan. Tanpa persatuan, bangsa dan umat mudah terpecah sehingga semakin menjauhkan dari kesejahteraan rakyat dan cita-cita para pendiri bangsa.
Wallahu A’lam Bi Shawab.
*Penulis adalah Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Discussion about this post