JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Kepergian musisi legendaris Titiek Puspa meninggalkan jejak mendalam, tak hanya melalui karya-karya besarnya, tetapi juga ketulusan dan sikapnya yang tak banyak ditunjukkan oleh para seniman lain. Semasa hidupnya, Titiek Puspa dikenal sebagai sosok yang tidak pernah mempermasalahkan soal royalti lagu, bahkan dengan ringan hati ia mengaku tidak peduli jika haknya diambil oleh orang lain.
“Saya itu orang bodoh, dan masa bodo,” ucap Titiek Puspa sambil tertawa dalam wawancara di kediamannya beberapa waktu lalu. Kalimat itu mencerminkan betapa besar hati seorang legenda yang tak menjadikan materi sebagai ukuran nilai sebuah karya.
Di balik sikapnya yang easy going, Titiek Puspa pernah mengakui bahwa dirinya lebih sibuk berkarya ketimbang mengurusi hak yang seharusnya ia terima. “Saya percaya ada sesuatu pada diri saya diambil orang, ya itu hak dia. Jadi saya tidak terlalu mempermasalahkan,” tuturnya.
Sikap tersebut membuat sejumlah musisi muda angkat suara, termasuk Ahmad Dhani. Ia menyoroti kurangnya pendistribusian royalti lagu Kupu-Kupu Malam yang diciptakan Titiek Puspa dan dinyanyikan ulang oleh NOAH. Dhani bahkan menyatakan kesiapannya untuk menghubungi Ariel agar menghormati hak cipta secara langsung.
“Titiek Puspa salah satu pencipta lagu yang belum full diberikan haknya oleh LMK. Kalau AKSI diberi kuasa untuk lagu-lagu Eyang Titiek, kita langsung telepon Ariel,” ujar Dhani di kanal YouTube pribadinya.
Lagu Kupu-Kupu Malam sendiri bukan sekadar lagu pop biasa. Lagu ini memiliki kisah nyata yang menyentuh hati. Titiek Puspa menceritakan bahwa lagu tersebut lahir dari pertemuan tak terduga dengan seorang pekerja seks komersial setelah dirinya tampil di luar kota.
Setelah pertunjukan, seorang wanita mengetuk pintu kamarnya dan mengungkapkan bahwa ia adalah seorang “kupu-kupu malam”. Wanita itu bercerita bahwa ia terpaksa menjalani profesi tersebut karena harus menghidupi anak-anaknya seorang diri setelah ditinggal suami.
Alih-alih menghakimi, Titiek Puspa menunjukkan empati. Ia memotivasi perempuan tersebut untuk berubah dan meninggalkan dunia malam. Peristiwa itu menginspirasi lahirnya lagu Kupu-Kupu Malam yang hingga kini menjadi salah satu lagu paling ikonik di Indonesia.
Bagi Titiek Puspa, penampilan glamor dan popularitas di atas panggung bukan untuk mencari pujian, tapi sebagai bentuk profesionalisme. “Saya mau dibayar atau nggak, cuma nanya ‘ini ada duitnya nggak?’ kalau pakai baju begini (gemerlap) udah, saya diemin,” kenangnya.
Kini, dengan kepergiannya pada 10 April 2025 karena komplikasi setelah pendarahan otak, warisan moral dan musikal Titiek Puspa menjadi pengingat bahwa ketulusan dalam berkarya jauh lebih abadi daripada penghargaan materi semata (RED).
Discussion about this post