TANGERANG SELATAN, RADIANTVOICE.ID – Founder Jendela Pendidikan Nusantara, Julia Putri Noor, menegaskan bahwa pendidikan karakter adalah kunci utama dalam mempersiapkan generasi penerus menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikannya dalam Seminar dan Sosialisasi Pencegahan Bahaya Kenakalan Remaja, seperti bullying, narkoba, kekerasan anak, dan LGBT, yang diadakan di SMP Negeri 18 Tangerang Selatan pada Kamis (30/01/2025).
Dalam paparannya, Julia menyoroti kondisi saat ini di mana Indonesia mengalami darurat akhlak dan karakter. Menurutnya, banyak anak usia sekolah yang belum memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai moral, kepemimpinan, serta nasionalisme. Jika tidak segera ditangani, hal ini bisa berdampak serius bagi masa depan bangsa.
“Bagaimana kita bisa menyiapkan masa depan Indonesia jika anak-anak sekolah saja tidak memahami apa itu karakter baik? Mereka harus mengenali ciri-ciri pemimpin yang baik, memiliki integritas, dan bisa mengendalikan emosinya sebelum kelak menjadi pengayom bangsa,” ujar Julia.
Ia menegaskan bahwa sebelum anak-anak bisa memimpin orang lain, mereka harus mampu memimpin diri sendiri. Mereka perlu belajar mengelola emosi, berpikir jernih dalam mengambil keputusan, serta memahami pentingnya disiplin dan tanggung jawab. Namun, Julia menyayangkan bahwa hal-hal mendasar seperti ini tidak banyak diajarkan dalam kurikulum pendidikan formal.
Sebagai seorang pemerhati pendidikan, Julia menyoroti minimnya edukasi terkait karakter dan etika di sekolah-sekolah. Menurutnya, pendidikan tidak hanya tentang akademik, tetapi juga membentuk kepribadian yang kuat. Nilai-nilai seperti menghargai sejarah, menghormati para pendahulu, serta berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua harus ditanamkan sejak dini.
Selain masalah karakter, Julia juga menyoroti bahaya kenakalan remaja seperti penyalahgunaan narkoba, kekerasan, dan fenomena LGBT yang semakin mengkhawatirkan. Ia menilai bahwa semua pihak, termasuk pemerintah, tenaga pendidik, dan orang tua, harus bersinergi dalam memberikan edukasi yang intens kepada generasi muda.
“Jika kita tidak segera bertindak, bangsa ini akan dihancurkan secara perlahan oleh generasi yang tidak memiliki kesadaran akan tanggung jawab mereka ke depan. Bahaya narkoba, kekerasan, dan perilaku menyimpang harus dicegah sejak dini dengan pendekatan yang tepat,” tegasnya.
Julia juga menyinggung fenomena meningkatnya ketidakpatuhan anak terhadap orang tua dan guru, bahkan dalam dunia kerja. Menurutnya, kurangnya pendidikan karakter sejak dini berpotensi menciptakan generasi yang tidak memiliki etika dan mudah terjerumus ke dalam praktik korupsi serta gaya hidup hedonisme yang merusak nilai-nilai moral bangsa.

Sebagai Founder Jendela Pendidikan Nusantara sekaligus Ketua Umum Asosiasi Lembaga Peningkatan Kapasitas SDM Indonesia (ALPEKSI), Julia berkomitmen untuk terus mendorong berbagai program pendidikan karakter bagi anak-anak dan remaja. Ia berharap lebih banyak pemerhati dan relawan yang ikut serta dalam gerakan ini untuk membimbing anak-anak agar menjadi pribadi yang unggul dan berdaya saing tinggi.
“Kami ingin membentuk generasi yang memiliki pola pikir visioner, berakhlak baik, dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional. Jika pendidikan karakter dijalankan dengan baik, maka Indonesia tidak hanya akan maju secara ekonomi, tetapi juga memiliki pemimpin yang berintegritas,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, Jendela Pendidikan Nusantara berencana untuk terus bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pusat dalam menciptakan program edukasi karakter yang lebih terstruktur. Julia mengajak berbagai pihak untuk turun langsung ke sekolah-sekolah, memberikan motivasi, dan menjadi teladan bagi generasi penerus.
“Jendela Pendidikan Nusantara hadir untuk mencegah, mendidik, dan mendampingi. Kami ingin mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki mental yang kuat dan jiwa kepemimpinan yang tinggi. Mari kita bersama-sama muliakan Indonesia melalui pendidikan karakter yang lebih baik,” pungkasnya (RED).
Discussion about this post