Oleh : Hamid Basyaib*
JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – USKUP Episkopal Washington, Pendeta Mariann Edgar Budde, secara terbuka menegur Presiden Donald Trump hari ini dalam sebuah kebaktian di Katedral Nasional di Washington, DC. Sehari sebelumnya Trump dengan lantang berpidato dengan nada bernada anti-imigran, anti-asing — konsisten dengan teriakan perangnya sejak presidensinya yang pertama.
“Kita semua pernah menjadi orang asing di negeri in,” kata pendeta bertubuh kecil itu.
Suaranya datar dan kalem, tapi kata-katanya yang lembut pasti menusuk hati Donald Trump — dengan asumsi ia punya hati. Inilah versi lengkapnya:
“Izinkan saya membuat satu permohonan terakhir, Tuan Presiden. Jutaan orang telah menaruh kepercayaan kepada Anda, dan seperti yang Anda katakan kepada bangsa ini kemarin, Anda telah merasakan berkah Tuhan yang penuh kasih.
“Atas nama Tuhan kita, saya meminta Anda untuk berbelas kasih kepada orang-orang di negara kita yang sekarang ketakutan. Ada anak-anak gay, lesbian, dan transgender dalam keluarga Demokrat, Republik, dan independen. Beberapa di antara mereka tercekam rasa takut akan hidup mereka.
“Merekw adalah orang-orang yang memetik hasil panen kita dan membersihkan gedung-gedung perkantoran kita. Yang bekerja di peternakan unggas dan pabrik pengolahan daging. Yang mencuci piring setelah kita makan di restoran dan bekerja pada giliran malam di rumah sakit.
“Mereka mungkin bukan warganegara atau tidak memiliki dokumen legal yang semestinya, tetapi sebagian besar imigran bukanlah penjahat. Mereka membayar pajak dan merupakan tetangga yang baik. Mereka adalah anggota setia gereja, masjid, sinagoga, gurdwara, dan kuil kita.
“Saya meminta Anda untuk berbelas kasih, Tuan Presiden, kepada mereka di komunitas kita yang anak-anaknya takut bahwa orangtua mereka akan diusir, dan agar Anda membantu mereka yang melarikan diri dari zona perang dan penganiayaan di tanah mereka sendiri untuk menemukan belas kasih dan sambutan di sini.
“Tuhan kita mengajarkan kita bahwa kita harus mengasihi orang asing, karena kita semua pernah menjadi orang asing di negeri ini.
“Semoga Tuhan memberi kita kekuatan dan keberanian untuk menghormati martabat setiap manusia. Untuk berbicara kebenaran satu sama lain dalam kasih. Dan untuk berjalan dengan rendah hati satu sama lain dan bersama dengan Tuhan kita. Demi kebaikan semua orang. Demi kebaikan semua orang di negara ini dan dunia. Amin.
*Penulis adalah Jurnalis Senior
Discussion about this post