JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono, mengajukan program “One Day One Fish” sebagai solusi untuk menekan angka stunting di Indonesia. Riyono menilai stunting yang saat ini masih berada di angka 21,6% merupakan masalah serius yang membutuhkan kebijakan sistemik dan konsisten.
“Angka ini cukup memprihatinkan. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak. Langkah ekstrem perlu diambil untuk menuntaskannya,” ujar Riyono di Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Riyono menyebutkan bahwa target penurunan angka stunting menjadi 14% di tahun 2024 cukup sulit tercapai. Ia mengungkap bahwa dampak pandemi dan tekanan ekonomi yang menurunkan daya beli masyarakat menjadi tantangan besar dalam upaya ini.
Sebagai solusi, Riyono mengusulkan peningkatan konsumsi ikan sebagai sumber protein utama. “Ikan kaya akan protein, Omega 3, Omega 6, dan Omega 9, sehingga sangat relevan untuk mendukung pencegahan dan penanganan stunting,” jelasnya.
Menurut data, konsumsi ikan nasional pada tahun 2021 mencapai 55 kilogram per kapita per tahun. Target konsumsi ikan tahun 2024 ditetapkan sebesar 62,5 kilogram per kapita. Namun, untuk percepatan, Riyono mengusulkan konsumsi ikan minimal 80 kilogram per kapita seperti Malaysia, atau bahkan hingga 100 kilogram seperti Jepang.
“Gerakan ‘One Day One Fish’ tidak hanya akan membantu menurunkan stunting, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi nelayan dan masyarakat pesisir,” tambah Riyono.
Ia menjelaskan, jika setiap individu di Indonesia mengonsumsi ikan setiap hari, potensi kebutuhan ikan nasional akan mencapai sekitar 13 juta ton per tahun. “Dengan harga rata-rata Rp5.000 per kilogram, potensi ekonomi bisa mencapai Rp780 miliar per tahun hanya dari satu jenis ikan,” katanya.
Beberapa jenis ikan yang direkomendasikan untuk konsumsi adalah ikan kembung, salmon, nila, tuna, cakalang, gabus, dan lele. “Ikan-ikan ini tidak hanya mudah diakses, tetapi juga kaya nutrisi yang mendukung tumbuh kembang anak,” ujar Riyono.
Selain itu, program ini diharapkan bisa membantu memberantas kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir dengan meningkatkan kesejahteraan nelayan. “Nelayan sebagai pelaku utama harus mendapat perhatian agar lebih cepat bangkit dari kemiskinan,” ungkapnya.
Riyono juga menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mendorong keberhasilan program ini. “Penurunan stunting 7% dalam satu tahun harus didukung dengan upaya kolektif yang terstruktur,” tegasnya.
Menurut Riyono, dampak dari gerakan ini tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek, tetapi juga jangka panjang. “Generasi yang cerdas dan sehat adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.
Program “One Day One Fish” menjadi simbol dari pendekatan multidimensional yang tidak hanya fokus pada kesehatan, tetapi juga pada pembangunan ekonomi berkelanjutan (RED).
Discussion about this post