JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dalam keterangan persnya pada Jumat (29/11/2024), menyampaikan analisis dan klaim partainya terkait hasil Pilkada 2024. Hasto menyoroti berbagai tekanan politik yang dihadapi PDI Perjuangan namun tetap mengklaim partai moncong putih ini mampu meraih hasil signifikan.
“Pilkada serentak kali ini menunjukkan sisi gelap demokrasi. Tekanan masif dari aparatur negara dan eksploitasi sumber daya publik terjadi, khususnya di Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara,” ujar Hasto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta.
Hasto menuduh adanya “parcok” atau partai coklat dan campur tangan aparatur negara seperti Polri dan Kemendagri dalam mendukung calon tertentu. Ia mencontohkan simbolisasi program bantuan beras “PM Beras Nasional” di Sumatera Utara yang dikaitkan dengan calon petahana.
Namun, di tengah tekanan tersebut, Hasto menyatakan PDI Perjuangan justru memperluas basis dukungan, termasuk di wilayah yang sebelumnya sulit dimenangkan.
“Di Jawa Tengah, meskipun ditekan, kandang banteng justru semakin kokoh. Contoh lain adalah Kota Depok yang selama ini menjadi basis PKS kini kami menangkan,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi kemenangan di Gunungkidul, yang sebelumnya dikuasai Partai Golkar. “Saudari Indah Superti, yang melawan intimidasi, mendapat kepercayaan rakyat. Begitu juga di Tapanuli Tengah dan Papua, meski menghadapi berbagai tekanan, kader kami tetap menang,” lanjutnya.
Papua menjadi perhatian khusus bagi PDI Perjuangan. Menurut Hasto, eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oligarki justru membuat rakyat Papua mendukung partainya. “Papua menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap eksploitasi sumber daya yang tidak adil. Kami menang di Papua dan wilayah lainnya seperti Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan,” kata Hasto.
Hasto mengklaim kemenangan di 14 provinsi, naik signifikan dari enam provinsi pada periode sebelumnya. Ia menyebut sejumlah daerah strategis seperti Riau, Jambi, DKI Jakarta, Bali, dan Kalimantan Barat berhasil dikuasai.
“Di Jakarta, kami menang satu putaran. Ini menunjukkan perluasan dukungan rakyat terhadap PDI Perjuangan,” ujarnya.
Kritik Terhadap Intervensi Pemerintah
PDI Perjuangan juga menyampaikan kritik tajam terhadap dugaan pelanggaran demokrasi. “Kita menyaksikan campur tangan aparatur negara di berbagai daerah, seperti mobilisasi ASN dan penggunaan anggaran publik untuk kepentingan politik. Ini bertentangan dengan semangat demokrasi,” ungkap Hasto.
Hasto menegaskan bahwa militansi kader PDI Perjuangan menjadi kunci keberhasilan di tengah tekanan. “Kami digerakkan oleh ideologi dan keyakinan terhadap kebenaran. Dengan semangat ‘mati satu tumbuh seribu,’ PDI Perjuangan terus bertahan,” tegasnya.
Dalam suasana kemenangan, Hasto menyebutkan PDIP akan menghubungi grup musik legendaris Koes Plus untuk menjadikan lagu “Kembali ke Jakarta” sebagai lagu wajib kader PDI Perjuangan.
“Ini simbol kemenangan kami di Jakarta,” katanya.
Meski mengapresiasi rakyat yang mendukung partai, Hasto tetap menyoroti gelapnya demokrasi di Pilkada kali ini. “Kemenangan ini menjadi bukti perlawanan rakyat terhadap intimidasi. Namun, demokrasi kita harus dibangun di atas nilai-nilai kejujuran dan integritas,” tutupnya.
Hasto menyatakan, meski ada beberapa kekalahan, keberhasilan PDI Perjuangan menunjukkan konsistensi ideologi dan dukungan rakyat. “Kami akan terus memperjuangkan cita-cita bangsa dan negara yang adil dan berdaulat,” pungkasnya.
PDI Perjuangan menyatakan siap menghadapi tantangan politik di masa depan dengan semangat perjuangan yang terus menyala (RED).































Discussion about this post