MAGETAN, RADIANTVOICE.ID – Pasar Nilowati, sebuah pasar tradisional di Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, dikenal dengan keunikan tradisi lokalnya. Menggunakan koin tempurung kelapa sebagai alat transaksi dan pedagang yang mengenakan kain lurik tradisional, pasar ini menarik perhatian sebagai destinasi wisata budaya. Namun, tantangan era digital menjadi hambatan utama dalam memasarkan produk mereka.
Untuk menjawab tantangan tersebut, dosen Program Studi S2 Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar pelatihan bertema Digital Branding pada Senin, (28/10/2024) di pasar ini. Program ini bertujuan memberdayakan pedagang agar mampu memanfaatkan teknologi digital dalam promosi produk.
“Kami ingin pedagang pasar tradisional seperti di Pasar Nilowati mampu bersaing dengan pasar modern melalui pemasaran digital,” ujar Dr. Yessy Artanti, Ketua PKM, saat membuka acara.
Pelatihan ini melibatkan 13 pedagang makanan dan minuman khas daerah. Materi yang disampaikan oleh narasumber seperti Dr. Harlina Meidiaswati, SE., M.Si., dan Muhammad Rizky Ramadhan, BBus., MITHM., mencakup cara membuat logo, mengelola akun media sosial, serta menggunakan platform seperti Instagram dan Facebook.
Sebelum pelatihan, mayoritas pedagang hanya mengandalkan pemasaran langsung atau melalui WhatsApp dengan jangkauan terbatas. Pelatihan ini membuka wawasan mereka tentang pentingnya strategi digital.
“Kami diajarkan cara memanfaatkan media sosial untuk menarik pelanggan baru, dan ini sangat membantu,” kata seorang pedagang.
Antusiasme dan Dampak Positif
Survei pasca-pelatihan menunjukkan bahwa seluruh peserta siap memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk mereka. Banyak pedagang antusias berdiskusi dengan narasumber, meminta panduan teknis terkait desain kemasan dan pemasaran online.
“Pelatihan ini benar-benar membuka mata kami. Saya yakin ini akan meningkatkan penjualan produk kami,” ungkap salah satu peserta pelatihan.
Untuk memastikan hasil pelatihan tetap berlanjut, tim PKM memberikan beberapa rekomendasi. Para pedagang disarankan konsisten memposting konten menarik di media sosial serta membangun jaringan dengan pelaku usaha lain.
“Kami berharap pedagang terus mempraktikkan ilmu yang telah diberikan agar hasilnya terlihat nyata,” ujar Dr. Yessy.
Melalui pelatihan ini, Pasar Nilowati diharapkan tetap mempertahankan identitas budayanya sambil beradaptasi dengan era digital. Dengan dukungan dari pemerintah daerah, komunitas lokal, dan pedagang, pasar ini berpotensi menjadi pusat ekonomi kreatif di Magetan.
“Dengan semangat dan kerja sama, Pasar Nilowati siap menghadapi tantangan digital sekaligus mempertahankan keunikannya,” tutup Dr. Yessy (*).
Discussion about this post