JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Marlinda Irwanti Poernomo, Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) dalam sambutannya di acara Seminar Literasi bertema Meningkatkan Peran Perempuan dalam Membangun Budaya Literasi di Lingkungan Keluarga dan Komunitas, mengusulkan tiga program literasi perempuan yang diharapkan dapat terealisasi melalui anggaran APBN 2025. Program-program ini mencakup portal khusus literasi perempuan, pelatihan membaca nyaring, dan pojok pustaka untuk organisasi perempuan.
“Portal khusus ini akan menjadi tempat bagi buku-buku yang ditulis perempuan, sekaligus ruang kontribusi bagi organisasi perempuan untuk mengisi kontennya,” ujar Marlinda di Jakarta, Senin (25/11/2024) . Ia menegaskan bahwa meskipun program serupa telah dijalankan oleh KOWANI, hasilnya masih belum optimal dan membutuhkan pengembangan lebih lanjut.
Marlinda juga mengusulkan pelatihan Training of Trainers (TOT) membaca nyaring bagi 111 organisasi perempuan di Indonesia. Setiap organisasi diwajibkan mengirimkan lima perwakilan, sehingga akan ada total 550 perempuan yang dilatih pada tahun 2025.
“Program ini harus mencakup pelatihan di tingkat dasar hingga implementasi di komunitas. Ini penting agar literasi perempuan semakin meluas ke berbagai daerah,” katanya.
Usulan ketiga adalah pendirian pojok pustaka di setiap kantor organisasi perempuan.
“Tidak perlu 10.000 pustaka, cukup 111 saja, sesuai jumlah organisasi perempuan. Dengan pojok pustaka, bahan bacaan bermutu dapat lebih mudah diakses,” tambah Marlinda.
Ia menegaskan pentingnya dukungan semua pihak dalam merealisasikan program-program ini. “ Semoga stakeholder terkait soal ini, nanti saat penganggaran APBN, tiga program ini bisa disetujui tanpa hambatan. Kita butuh langkah konkret untuk meningkatkan budaya literasi,” ujar Marlinda di hadapan audiens.
Selain itu, Marlinda meminta agar organisasi perempuan dilibatkan dalam pelatihan nilai-nilai kebangsaan melalui Lemhanas.
“Saya harap ini bisa difasilitasi agar seluruh organisasi perempuan dapat berpartisipasi. Pelatihan ini penting untuk membangun wawasan kebangsaan,” tambahnya.
Acara seminar ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga momentum untuk menyuarakan kebutuhan literasi perempuan yang lebih inklusif. Marlinda berharap program-program tersebut mampu meningkatkan kesadaran literasi sekaligus memperkuat peran perempuan dalam masyarakat.
“Sebagai pembicara, tugas saya hari ini bukan hanya menyampaikan ide, tetapi juga ‘menodong’ agar program-program ini dapat terealisasi,” tutup Marlinda dengan senyum, yang disambut tepuk tangan meriah peserta seminar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, acara seminar literasi ini sendiri dihadiri para ketua organisasi perempuan di bawah naungan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), organisasi masyarakat (ormas) perempuan Hasta Karya (HWK), KPPG, Kartini AMPI, KPMDI, Wanita Swadiri, PPK Kosgoro 1957, GPPK Kosgoro 1957, Hiwasi, dan Ormas MKGR dan Pengurus DPP Pengajian Al-Hidayah (RED).
Discussion about this post