JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Ketua Komisi XI DPR RI, M. Misbakhun, menyampaikan pentingnya memperluas peran Bank Indonesia (BI) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini disampaikan dalam diskusi bertajuk “Mencari Cara Ekonomi Tumbuh Tinggi” yang digelar Fraksi Partai Golkar di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Misbakhun menyebut bahwa dengan ruang fiskal yang terbatas, kebijakan moneter harus dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi delapan persen sebagaimana diamanatkan Presiden Prabowo Subianto. “Ruang fiskal kita sudah sangat terbatas, baik dari sisi pengeluaran maupun pendapatan. Oleh karena itu, peran kebijakan moneter menjadi peluang besar untuk mendorong pertumbuhan,” ujarnya.
Ia mengusulkan agar Bank Indonesia kembali diberi wewenang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, seperti yang pernah dilakukan pada masa Orde Baru. “Dulu, BI punya tiga peran utama: stabilisasi, pertumbuhan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja. Namun, setelah krisis 1998, peran BI direvisi hanya untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar,” jelas Misbakhun.
Misbakhun menilai, dengan pengelolaan yang lebih baik, peran likuiditas Bank Indonesia (KLBI) dapat dihidupkan kembali. “Jika likuiditas dikelola dengan tata kelola yang baik dan ditujukan pada sektor strategis seperti perumahan, hilirisasi, dan infrastruktur, kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” tambahnya.
Menurutnya, program hilirisasi menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi yang perlu didukung oleh pembiayaan dalam negeri. “Hilirisasi merupakan program strategis yang dapat menjadi mesin baru pertumbuhan. Sayangnya, pembiayaan perbankan dalam negeri untuk program ini masih minim,” tegas Misbakhun.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga inflasi pada level yang wajar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. “Inflasi yang disebabkan oleh peningkatan permintaan bisa berdampak positif jika dikelola dengan baik. Tarikan permintaan ini memberikan efek pertumbuhan yang sehat,” katanya.
Misbakhun menyoroti peran sektor perbankan dalam mendukung agenda pertumbuhan ini. “Perbankan harus menjadi motor penggerak dengan menyediakan likuiditas yang terjangkau bagi sektor-sektor produktif. Ini perlu menjadi bagian dari roadmap ekonomi nasional,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa stabilitas ekonomi global harus diperhatikan dalam mendukung pertumbuhan. “Kondisi regional dan global akan menjadi faktor penting. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi nasional harus responsif terhadap dinamika global,” ujar Misbakhun.
Dalam diskusi tersebut, Misbakhun menegaskan komitmen Partai Golkar untuk mendukung visi Presiden. “Golkar siap membackup program Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan delapan persen. Ini adalah tanggung jawab politik kami sebagai bagian dari pemerintah,” tuturnya.
Ia menambahkan, peran pelaku usaha melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) juga tidak kalah penting. “Operator bisnis adalah ujung tombak yang akan mengoperasionalkan kebijakan pemerintah. Kerja sama dengan Kadin menjadi kunci dalam merealisasikan program ini,” katanya.
Misbakhun menutup paparannya dengan apresiasi terhadap Fraksi Partai Golkar yang menginisiasi diskusi ini. “Diskusi seperti ini sangat strategis untuk menghasilkan kebijakan ekonomi yang realistis dan terukur. Kami berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Dengan sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, dan peran sektor swasta, Partai Golkar optimistis target pertumbuhan delapan persen bukan sekadar angan, melainkan tujuan yang dapat dicapai (RED).
Discussion about this post