JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Meitri Citra Wardani, Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, dikenal sebagai sosok yang memegang teguh nilai-nilai kearifan lokal dalam menjalankan perannya sebagai wakil rakyat. Meskipun tumbuh dalam lingkungan keluarga sederhana, Meitri telah menunjukkan keteguhan dan komitmen yang kuat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.
Sejak muda, Meitri meniti karier politik dengan tekad dan semangat yang tinggi. Dengan latar belakang keluarga Sunda-Jawa yang mengakar kuat, ia membawa nilai-nilai budaya dan tradisi sebagai fondasi dalam bekerja.
“Saya percaya, budaya adalah bagian penting dalam setiap langkah kita, karena itu saya tetap menjaga nilai-nilai lokal dalam menjalani peran saya,” ujarnya.
Berasal dari keluarga sederhana, Meitri mengungkapkan bahwa perjuangannya tak lepas dari dukungan keluarga. Ayahnya, yang seorang pekerja keras, selalu menjadi inspirasi bagi Meitri untuk berjuang lebih keras dalam menjalankan tugasnya. Dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki, ia berhasil menjadi anggota dewan meskipun sebelumnya ia berkarier di bidang swasta.
Karier Meitri di dunia politik dimulai dari bawah, ia memulainya dengan aktif sebagai kader PKS sejak masa kuliah. Semangatnya untuk memperjuangkan keadilan sosial terus tumbuh hingga akhirnya ia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Karawang pada tahun 2019. Pengalaman ini memperkaya pemahamannya mengenai isu-isu yang dihadapi masyarakat di daerah.
Meitri juga terkenal sebagai sosok yang peduli dengan kesejahteraan tenaga pengajar dan pekerja sektor pendidikan. Di Karawang, ia mendorong peningkatan kesejahteraan guru-guru ngaji, guru TK dan madrasah yang selama ini dianggap kurang diperhatikan. Dengan dedikasinya, ia berhasil mengalokasikan dana hibah yang diberikan kepada tenaga pendidik di daerah-daerah terpencil, sebuah langkah yang membuatnya semakin dihormati oleh masyarakat setempat.
Meskipun asalnya dari Jawa Timur, Meitri menunjukkan komitmennya untuk belajar dan memahami perbedaan budaya ketika bertugas di Jawa Barat. “Saya harus beradaptasi dengan bahasa, tata politik, dan kebiasaan setempat, tapi itu semua jadi pelajaran berharga bagi saya,” katanya. Ia berjuang keras di daerah yang baru baginya demi membawa perubahan positif.
“Walaupun saya bisa membawa nama baik di Karawang, meski belum sehebat yang lain seperti Ibu Cellica, saya merasa bahwa sudah saatnya pulang. Saya ingin pulang dan ikut bapak. Kalau pun saya nanti dicalonkan, saya berharap tidak di Kabupaten Karawang lagi, mungkin saya bisa ke Jawa Timur,”ujarnya.
Menurutnya. akan ada waktunya jika memang ia harus menuntaskan tugas di Jawa Barat, tapi untuk sekarang, ia ingin pulang dulu, merasakan kembali aroma budaya Jawa dan bahasanya. Karenanya, pada Pemilu 2024 lalu, Meitri mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif DPR RI Dapil Jatim VIII yang meliputi Kabupaten Mojokerto, Jombang, Madiun dan Nganjuk. Dapil ini bisa disebut dapil panas dan biasanya kursi DPR RI hanya bisa diraih oleh partai dari kelompok “Ijo dan Abhang”, alias hijau dan merah. Dalam hal ini, PKB dan PDIP.
Meski demikian, Meitri tak patah arang. Ia gencar turun menyapa warga di masa kampanye pada pemilu lalu. Perjuangannya yang keras itu membuatnya memperoleh suara sebanyak 117.957. Sebuah perolehan suara yang cukup besar bagi pendatang baru yang masuk di wilayah Dapil Jatim VIII ini.
“Alhamdulillah, segala upaya tidak terlepas dari dukungan keluarga, baik dari segi materi maupun moral. Mereka selalu turun membantu di lapangan,”katanya.
Ada kisah cukup mengharukan terkait masa kampanye saat Meitri bertarung di Dapil Jatim VIII ini. Ia bercerita, saudaranya yang disabilitas akibat kecelakaan, dalam kondisi hujan pun masih tetap turun mengkampanyekan Meitri di daerah Jombang dan Peterongan.
“Ketika dia tidak punya uang, dia rela menggunakan uang dari bapak saya. Tapi, saya bilang kepada saudara saya itu, bahwa saya ingin mandiri dalam politik ini, tanpa harus melibatkan usaha bapak,”tegas Meitri.
Meitri juga aktif menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan media dan masyarakat setempat. Menurutnya, media memiliki peran penting dalam menjaga transparansi serta memperkuat sinergi dengan masyarakat.
“Saya sangat menghargai peran wartawan yang selalu mendukung pemberitaan yang objektif dan berimbang,” ujar Meitri, yang selalu menjaga hubungan baik dengan media.
Sebagai seorang politisi muda, Meitri memiliki pandangan bahwa politik bukan sekadar jalan untuk mencari kekuasaan, melainkan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Ia menolak segala bentuk pendekatan transaksional dalam menjalankan tugasnya dan lebih memilih untuk mengedepankan idealisme dan integritas dalam bekerja.
Dalam perjalanan kariernya, Meitri berusaha tetap mandiri secara finansial, bahkan menghindari ketergantungan pada dukungan keluarga. “Saya ingin menunjukkan bahwa politik itu tentang pengabdian, bukan tentang kepentingan pribadi,” tegasnya. Dengan semangat ini, ia berharap dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Dengan prinsip yang kokoh dan semangat yang tak kenal lelah, Meitri Citra Wardani bisa menjadi contoh politisi muda yang mampu menjembatani aspirasi masyarakat melalui langkah-langkah konkret yang berbasis pada kearifan lokal (RED).
Discussion about this post