JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Anggota Komisi VII DPR RI, Dr. Eric Hermawan, menyampaikan pandangannya tentang pengembangan pariwisata di Indonesia, yang dinilai perlu lebih merata. Menurutnya, meskipun pemerintah telah menetapkan lima destinasi super prioritas, pengembangan destinasi wisata baru di daerah juga harus mendapat perhatian yang sama.
Eric menegaskan, beberapa destinasi super prioritas seperti Danau Toba di Sumatra Utara dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur telah dikenal luas baik di tingkat nasional maupun internasional. Karena itu, pemerintah, menurutnya, tidak perlu terlalu masuk dalam pengelolaan destinasi tersebut.
“Destinasi yang sudah berkembang secara mandiri dan banyak dikunjungi ini hanya memerlukan dukungan promosi dan manajemen yang lebih profesional, terutama dalam aspek digitalisasi dan promosi internasional,” jelas Eric lewat rilisnya yang diterima Radiant Voice pada Kamis (7/11/2024).
Eric juga mengusulkan agar lima destinasi prioritas ini difokuskan pada promosi internasional yang lebih terjadwal sebagai bagian dari agenda wisata nasional maupun global. Menurutnya, kampanye wisata yang konsisten akan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke lokasi-lokasi tersebut.
Selain destinasi super prioritas, Eric mengungkapkan pentingnya bagi Kementerian Pariwisata untuk mulai memikirkan pengembangan destinasi baru di daerah-daerah yang memiliki potensi besar. “Indonesia memiliki banyak destinasi wisata lain yang potensial, yang belum tergarap optimal,” ujarnya.
Sebagai contoh, Eric menyebut beberapa potensi wisata yang unik di Jawa Timur, seperti kesenian dan budaya Sapi Sonok Madura, serta Pulau Gili Labak di Kabupaten Sumenep, yang memiliki kandungan oksigen tinggi dan dapat menjadi daya tarik unik bagi wisatawan. “Destinasi-destinasi ini perlu dilirik agar pemerataan ekonomi dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat,” tegasnya.
Eric menyoroti bahwa destinasi wisata baru tersebut bisa menjadi alternatif bagi wisatawan, terutama bagi mereka yang ingin merasakan kekayaan budaya lokal dan keunikan alam Indonesia yang tidak ditemukan di destinasi prioritas. “Kementerian Pariwisata perlu mengalokasikan anggaran untuk pengembangan destinasi baru ini agar daerah-daerah potensial bisa berkembang,” tambahnya.
Eric juga menekankan pentingnya peningkatan aksesibilitas sebagai kunci utama dalam memajukan pariwisata. Ia menjelaskan, aksesibilitas yang baik mencakup kenyamanan, keamanan, serta kemudahan akses menuju destinasi. “Semakin tinggi aksesibilitas suatu destinasi, semakin besar pula minat wisatawan untuk datang,” katanya.
Menurut Eric, meningkatkan infrastruktur seperti jalan, fasilitas transportasi, dan layanan informasi di daerah tujuan wisata akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan berdampak positif pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung.
Lebih lanjut, Eric menegaskan bahwa pemerintah perlu berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menyelaraskan program pengembangan pariwisata. “Pemerintah pusat dan daerah perlu bekerja sama agar tidak terjadi tumpang tindih program atau anggaran. Ini penting untuk mencapai hasil yang optimal,” katanya.
Eric pun berkomitmen untuk mengawal program pemerataan ekonomi melalui sektor pariwisata, terutama di wilayah yang tertinggal. Ia menegaskan bahwa pariwisata tidak hanya tentang mendatangkan wisatawan, tetapi juga tentang memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat lokal.
“Demi pemerataan ekonomi, saya berkomitmen untuk terus mendorong agar program pengembangan destinasi baru ini mendapat perhatian lebih,” tutup Eric Hermawan dengan penuh keyakinan.
Dengan langkah ini, diharapkan pengembangan pariwisata Indonesia semakin inklusif, merata, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, menuju target Indonesia Emas 2045 (RED).
Discussion about this post