JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Hashim Djojohadikusumo bertemu dengan Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pada Kamis (31/10/2024) untuk membahas rencana proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall. Proyek besar ini akan berlokasi di pesisir utara Pulau Jawa dan direncanakan sejak lama.
“Program ini sudah dihitung sejak tahun 1994, berarti sudah sejak 30 tahun yang lalu. tAPI sampai sekarang belum jalan,” ungkap Hashim di kantor AHY, Jakarta Pusat, Kamis (31/10). Proyek tanggul laut ini digagas untuk menghadapi ancaman tenggelamnya kawasan pesisir utara Jawa akibat kenaikan muka air laut.
Hashim menegaskan pentingnya memulai proyek ini segera. Menurutnya, sawah-sawah di pesisir utara Jawa, yang menjadi sumber pangan nasional, berada dalam ancaman.
“Kalau tidak mulai sekarang, sawah-sawah di pantai utara akan tenggelam, bisa berapa juta hektare kita hilang,” ujarnya.
Proyek tanggul laut raksasa ini akan membentang dari Banten hingga Jawa Timur dan diperkirakan membutuhkan waktu pengerjaan hingga 20 tahun. Hashim memprediksi proyek ini akan berlangsung dalam masa dua hingga tiga presiden.
Saat ini, konsultan proyek telah menyusun rencana pembangunan tanggul laut raksasa yang bertujuan melindungi pantai utara dari ancaman abrasi dan kenaikan permukaan laut. Hashim menyebut bahwa wilayah utara Jawa menyumbang kebutuhan pangan nasional.
Di kesempatan lain, AHY menyoroti pentingnya proyek ini, terutama karena penurunan tanah yang semakin mengancam wilayah pesisir utara, termasuk Jakarta. “Tanahnya semakin turun, terutama di wilayah Jakarta Utara dari Tangerang sampai Bekasi,” jelas AHY di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat.
AHY juga menyoroti risiko banjir rob yang mengancam warga pesisir utara Pulau Jawa. “Bahaya banjir dan abrasi selalu menghantui masyarakat di pesisir utara. Proyek ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga keamanan masyarakat,” ujarnya (RED).
Discussion about this post