JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Pada tahun 2014, Joko Widodo yang saat itu menjadi calon presiden dan sosok outsider, menghadiri kampanye-kampanye besar dengan pita putih diikatkan di kepalanya sebagai peringatan terhadap kecurangan pemilu. Pada saat itu, Jokowi – sapaan akrab presiden – menjadi simbol demokrasi dan perubahan, mewakili harapan akan Indonesia yang lebih baik dan bersih.
Setelah dua periode dan satu dekade berkuasa, ia telah meninggalkan jejak yang kuat pada negara berpenduduk 280 juta orang ini, dengan memimpin pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pembangunan infrastruktur besar-besaran. Namun, para kritikus mengatakan pemerintahannya juga ditandai dengan kembalinya politik patronase dan dinasti, serta penurunan integritas pengadilan dan institusi negara lainnya.
Para analis mengatakan, tren ini kemungkinan akan berlanjut di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto, seorang anggota elite lama yang pernah berkuasa sebelum Jokowi, serta mantan komandan pasukan khusus yang dipecat dari militer di tengah dugaan pelanggaran hak asasi manusia, tuduhan yang telah lama ia bantah. Dalam pemilihan presiden tahun ini, Jokowi berbalik dari kandidat partainya sendiri dan membantu memastikan kemenangan bagi Prabowo, yang memilih putra Jokowi sebagai wakil presidennya.
“Jokowi telah melakukan banyak kerusakan terhadap demokratisasi dalam beberapa tahun terakhir,” kata analis politik Kevin O’Rourke pada Selasa (15/10/2024) sebagaimana dilansir dari Reuters.
. “Sulit membayangkan bagaimana pemulihan bisa terjadi,”imbuhnya.
Bagi seseorang yang pernah dipuji karena tidak memiliki keterkaitan dengan militer dan oligarki sipil yang kuat di Indonesia, Jokowi meninggalkan jabatan dengan menghadapi tuduhan bahwa ia berupaya mengubah undang-undang demi kepentingan keluarganya, serta menggunakan badan-badan negara untuk mengendalikan lawan-lawannya. Pada bulan Juli, Jokowi menyatakan bahwa demokrasi tetap berkembang di Indonesia, dengan mengutip pelaksanaan pemilu dan kebebasan berpendapat.
Dulunya seorang pengusaha mebel di kota Surakarta, Jokowi, naik dari jabatan wali kota menjadi gubernur Jakarta sebelum terpilih sebagai presiden pada 2014, mengalahkan Prabowo. Ia kembali mengalahkan Prabowo pada 2019, namun kemudian menjadikannya menteri pertahanan.
Ketika Jokowi lengser pada 20 Oktober, warisan pentingnya adalah menyerahkan Indonesia ke tangan Prabowo, mantan menantu penguasa otoriter Suharto dan anak dari mantan menteri Soemitro Djojohadikusumo.
“Dia telah memberdayakan Prabowo dan itu sudah membahayakan institusi demokrasi Indonesia,” pungkas O’Rourke (RED).
Discussion about this post