TEHERAN, RADIANVOICE.ID – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa Iran dan sekutu regionalnya tidak akan mundur dalam menghadapi serangan Israel. Dalam khutbah Jumat yang langka di Masjid Imam Khomeini Grand Mosalla, Teheran, Khamenei menyerukan persatuan negara-negara Muslim dan menyebut serangan Iran terhadap Israel sebagai tindakan yang “sah dan legitim.”
Ini merupakan penampilan publik pertama Khamenei sejak Iran meluncurkan serangan besar-besaran dengan sekitar 200 rudal balistik ke Israel pada hari Selasa. Serangan tersebut dilakukan sebagai balasan atas pembunuhan para tokoh senior Hezbollah, Hamas, dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran oleh Israel, termasuk pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, serta serangan yang meningkat di Lebanon.
“Perlawanan di kawasan tidak akan mundur meskipun para pemimpinnya terbunuh,” kata Khamenei, yang membenarkan serangan Iran sebagai “operasi sah untuk membalas kejahatan keji yang dilakukan entitas kriminal ini.”
Dia juga menekankan bahwa Iran akan memenuhi “kewajibannya” terhadap sekutu-sekutunya dengan cara yang terukur dan tidak akan bertindak secara emosional.
“Kami tidak akan bertindak secara tidak rasional … tidak akan bertindak impulsif,” tambahnya, menjelaskan bahwa Iran akan mengikuti keputusan yang diambil oleh pimpinan politik dan militernya.
Sebagaimana dilaporkan jurnalis Al Jazeera, Resul Serdar, ia menjelaskan bahwa khutbah Khamenei disampaikan pada “waktu yang sangat genting.” Menurut Serdar, Khamenei menyampaikan pesan kuat kepada Israel bahwa otoritas Iran tidak bersembunyi atau melarikan diri dari serangan.
Khutbah ini merupakan yang pertama dalam lebih dari empat tahun, disampaikan menjelang peringatan satu tahun serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Perang yang terjadi sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 41.700 warga Palestina dan meluas ke Lebanon.
Khamenei juga menyerukan negara-negara Muslim, mulai dari Afghanistan hingga Yaman, Iran, Gaza, dan Lebanon, untuk bersatu melawan musuh bersama, yaitu Israel. Dia menuduh Israel melakukan “perang psikologis, ekonomi, dan militer” terhadap mereka.
“Musuh kita adalah satu,” katanya.
“Jika kebijakan mereka menabur benih perpecahan di satu negara, mereka mungkin menang dan setelah menguasai satu negara, mereka akan bergerak ke negara lain,”imbuhnya.
Sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, pidato Khamenei berfokus pada persatuan untuk menanggapi kritik bahwa Iran telah mengisolasi dirinya dari kawasan selama dekade terakhir. Khamenei menyadari bahwa potensi perang regional semakin nyata, sehingga dia mengajak negara-negara Muslim bersatu untuk mencegah ancaman ini melalui tindakan bersama.
Sebelum khutbah, Khamenei juga memperingati Nasrallah yang tewas pekan lalu di Beirut, serta Abbas Nilforoushan, seorang jenderal dari IRGC yang turut menjadi korban serangan Israel.
Selasa lalu, Israel meluncurkan serangan darat di Lebanon selatan, memperluas perang yang telah berkali-kali menargetkan Beirut dan wilayah sekitarnya. Pada hari yang sama, Iran melancarkan serangan balasan ke Israel, yang merupakan yang kedua tahun ini, setelah serangan sebelumnya pada April.
Sebagian besar rudal yang ditembakkan Iran, menurut klaim otoritas Israel, berhasil dicegat oleh Israel atau sekutunya.
Sementara itu, pada Jum’at pagi Israel kembali melancarkan serangan ke Beirut yang dilaporkan menargetkan tokoh senior Hezbollah, Hashem Safieddine, yang disebut-sebut sebagai calon penerus Nasrallah. Namun, hingga kini belum ada komentar dari Israel maupun Hezbollah mengenai nasib Safieddine.
Seorang pejabat Iran mengatakan bahwa Iran telah memperingatkan Amerika Serikat bahwa setiap serangan Israel terhadap Iran akan mendapat “tanggapan yang tidak konvensional,” termasuk menargetkan infrastruktur vital. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa respons Israel mungkin termasuk serangan ke fasilitas minyak Iran (RED).
Discussion about this post