CULIACAN MEKSIKO, RADIANTVOICE.ID – Kekerasan kembali melanda kota Culiacan, ibu kota negara bagian Sinaloa, setelah perseteruan internal dalam kartel Sinaloa pecah pada Juli lalu. Persaingan antara dua faksi kuat kartel tersebut telah memakan lebih dari 90 korban jiwa dan menanamkan ketakutan yang mendalam di kalangan penduduk.
“Orang-orang di sini sudah terbiasa dengan kehadiran ‘narcos’, tapi situasinya sekarang jauh lebih parah. Kami hidup dalam ketakutan setiap hari,” ujar Juan Carlos Ayala, seorang profesor di Universitas Otonom Sinaloa yang fokus pada dampak kekerasan.
Perseteruan ini dipicu oleh penangkapan Ismael Zambada Garcia, alias El Mayo, salah satu pemimpin tertinggi kartel. El Mayo, yang dikenal sebagai salah satu tokoh paling berkuasa setelah penangkapan Joaquin “El Chapo” Guzman, diduga dikhianati oleh anak El Chapo, Joaquin Guzman Lopez.
Dalam sebuah surat yang dirilis pengacaranya pada 10 Agustus, El Mayo menuduh bahwa Guzman Lopez terlibat dalam penangkapannya.
“Saat saya tiba di tempat pertemuan, saya langsung disergap, diikat, dan dibawa dengan pesawat ke El Paso, Texas, di mana agen-agen AS sudah menunggu,” tulis El Mayo dalam suratnya seperti dinukil dari Aljazeera.
Meski klaim ini dibantah oleh pengacara Guzman Lopez, kecurigaan dan rasa pengkhianatan telah membuka jalan bagi kekerasan baru. Pasca penangkapan El Mayo, faksi yang dipimpin putranya, Ismael Zambada Sicairos atau El Mayo Flaco, mulai mempersiapkan serangan balasan.
“Saya mendengar melalui radio, seorang komandan dari faksi El Mayo memerintahkan pasukannya untuk ‘mengirim Los Chapitos langsung ke neraka’,” ungkap seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Sejak saat itu, pertempuran antar kedua faksi semakin intens, dengan baku tembak di jalan-jalan kota, konvoi pria bersenjata yang melintas di pinggiran kota, dan semakin banyak mayat yang dibuang di berbagai tempat.
“Kami melihat banyak mayat di jalanan, ini sangat mengerikan,” tambah Ayala. “Kami merasa negara ini tak lagi mampu melawan kejahatan terorganisir.”katanya sebagaimana laporkan Aljazeera (RED).
Discussion about this post