KYIV, RADIANTVOICE.ID – Presiden Volodymyr Zelenskiy melakukan perjalanan ke Amerika Serikat minggu ini untuk mempresentasikan “rencana kemenangan” kepada sekutu terdekatnya dalam upaya mendesak untuk memengaruhi kebijakan Gedung Putih terkait perang Ukraina dengan Rusia, terlepas dari siapa yang memenangkan pemilihan di AS pada November mendatang.
Zelenskiy menyatakan bahwa ia ingin memaparkan rencana ini kepada Presiden Joe Biden serta dua calon potensial penerusnya, Kamala Harris dan Donald Trump, selama kunjungannya. Dalam kunjungan tersebut, Zelenskiy juga akan berbicara di Sidang Umum PBB pada hari Selasa esok.
Presiden Ukraina ini menjelaskan bahwa jika rencananya didukung oleh Barat, hal tersebut akan berdampak besar pada Moskow, termasuk dampak psikologis yang dapat membantu memaksa Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri perang secara diplomatis.
“Rencana Kemenangan ini mencakup langkah-langkah cepat dan konkret dari para mitra strategis kita – dari sekarang hingga akhir Desember,” ujar Zelenskiy kepada wartawan pada hari Jumat sebagaimana dilansir dari Reuters.
Dia menambahkan bahwa rencana ini akan berfungsi sebagai “jembatan” menuju KTT perdamaian kedua yang dipimpin Ukraina, yang diharapkan Kyiv dapat diadakan tahun ini dan mengundang Rusia untuk terlibat.
Zelenskiy menekankan bahwa tidak ada alternatif untuk perdamaian, “tidak ada pembekuan perang atau manipulasi lain yang hanya akan menunda agresi Rusia ke tahap lain.”
Namun, kedua belah pihak masih sangat jauh dalam pandangan masing-masing. Zelenskiy ingin Ukraina bergabung dengan NATO dan Uni Eropa serta mengusir Rusia dari semua wilayah Ukraina, meskipun ia mengatakan hal ini bisa dicapai melalui jalur diplomasi. Di sisi lain, Putin mengatakan bahwa pembicaraan perdamaian hanya bisa dimulai jika Kyiv menyerahkan wilayah timur dan selatan Ukraina ke Rusia dan menghentikan rencana keanggotaan NATO.
Perjalanan Zelenskiy ini dilakukan di saat yang kritis bagi Ukraina. Jika Trump menang dalam pemilihan presiden pada 5 November, kebijakan Washington terkait Ukraina bisa berubah drastis, mengingat Ukraina sangat bergantung pada dukungan militer dan finansial dari AS.
Dalam debat televisi, Trump tidak mau menyatakan apakah dia ingin Ukraina mengalahkan Rusia, dan mengatakan bahwa dia akan berusaha menghentikan perang sebelum dia dilantik jika dia menang. Sementara itu, Harris menuduh Trump ingin menyerahkan Kyiv secara cepat dan tanpa syarat.
Menjelang pemilihan AS, Kyiv menunjukkan kekuatannya dengan cepat merebut wilayah di wilayah Kursk, Rusia pada 6 Agustus dalam serangan berisiko tinggi, memamerkan senjata baru, termasuk “drone misil” dan senjata balistik, serta meluncurkan serangan drone besar-besaran.
Salah satu serangan menyebabkan ledakan besar di sebuah tempat penyimpanan amunisi di wilayah Tver, Rusia, pada hari Rabu lalu.
Sebagai tanggapan, Rusia meningkatkan serangan drone dan misil, menerima pasokan misil balistik dari Iran, menurut laporan Barat, serta memperbesar ukuran tentaranya, mengubah doktrin nuklirnya, dan memperkuat serangan di timur Ukraina (RED).
Discussion about this post