BEIRUT/HAIFA, RADIANTVOICE.ID – Pada Minggu (22/9), Israel dan Hezbollah kembali bertukar serangan sengit, dengan pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara paling intens dalam hampir satu tahun konflik di wilayah selatan Lebanon. Sebagai tanggapan, Hezbollah meluncurkan roket-roket yang menghantam wilayah utara Israel, memperburuk situasi yang sudah memanas.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa serangan akan terus dilakukan hingga warga yang telah dievakuasi dari wilayah utara Israel dapat kembali dengan aman. Hal ini menunjukkan bahwa konflik berpotensi berlangsung lama, mengingat Hezbollah telah bersumpah untuk terus bertempur hingga tercapainya gencatan senjata dalam perang paralel yang terjadi di Gaza.
“Dalam beberapa hari terakhir, kami telah menghantam Hezbollah dengan serangan yang belum pernah mereka bayangkan,” ujar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan video sebagaimana dilansir dari Reuters.
“Jika mereka belum memahami pesan ini, saya jamin mereka akan segera memahaminya,”imbuhnya.
Konflik antara kedua pihak meningkat secara dramatis selama seminggu terakhir. Hezbollah membuka front kedua melawan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza yang sedang menghadapi serangan besar-besaran dari Israel. Pihak militer Israel mengungkapkan bahwa mereka telah menghantam sekitar 290 target pada Sabtu, termasuk ribuan peluncur roket milik Hezbollah.
Sebagai tindakan antisipasi, Israel telah menutup sekolah-sekolah, membatasi pertemuan publik di wilayah utara, serta menginstruksikan rumah sakit untuk memindahkan pasien dan staf ke tempat-tempat perlindungan. Banyak fasilitas di utara telah dilengkapi dengan bunker bawah tanah untuk mengantisipasi serangan roket. Sirene peringatan serangan udara juga terdengar terus menerus di seluruh wilayah Israel.
Lebih dari 150 roket, rudal jelajah, dan drone ditembakkan ke arah Israel pada Sabtu malam hingga Minggu pagi, sebagian besar berhasil dicegat oleh pertahanan udara Israel. Meski beberapa bangunan terkena serangan, termasuk sebuah rumah di dekat Haifa, tidak ada laporan mengenai korban jiwa. Penduduk diinstruksikan untuk tetap dekat dengan tempat perlindungan bom.
Hezbollah mengklaim telah menyerang barak-barak Israel dan beberapa posisi militer lainnya menggunakan drone tempur. Mereka juga meluncurkan roket ke fasilitas militer Israel sebagai tanggapan awal atas dua hari serangan sebelumnya yang menewaskan 39 orang dan melukai lebih dari 3.000 orang. Meskipun serangan tersebut diyakini dilakukan oleh Israel, mereka belum memberikan konfirmasi resmi.
Seorang pejabat dari kelompok perlawanan di Irak, yang didukung Iran, mengatakan bahwa mereka meluncurkan rudal jelajah dan drone eksplosif ke Israel pada Minggu pagi sebagai bagian dari “fase baru” dukungan mereka kepada Lebanon. Hal ini semakin memicu kekhawatiran bahwa konflik di Gaza dan Lebanon bisa meluas ke negara-negara lain di kawasan itu.
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, memperingatkan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa wilayah tersebut berada di “ambang bencana besar” dan menekankan bahwa “tidak ada solusi militer yang bisa membuat kedua belah pihak merasa lebih aman.” (RED).
Discussion about this post