KYIV, RADIANTVOICE.ID – Pasokan listrik Ukraina terancam menghadapi kekurangan besar di musim dingin, setelah serangan Rusia yang berulang kali menghantam sektor energi negara tersebut, termasuk wilayah Sumy, pada Kamis. Serangan ini memperparah krisis energi yang telah mengganggu kehidupan jutaan warga sipil.
Badan Energi Internasional dalam laporan terbarunya memperkirakan bahwa pasokan listrik Ukraina pada bulan-bulan musim dingin bisa mengalami kekurangan hingga sepertiga dari permintaan puncak. “Kondisi ini akan sangat kritis bagi kelangsungan hidup warga selama musim dingin,” kata seorang ahli energi.
Selain itu, serangan Rusia pada hari Kamis juga menghancurkan sebuah panti jompo di Sumy, menewaskan satu orang dan melukai 12 lainnya. “Serangan ini merusak bangunan lima lantai dan kami masih mencari korban yang mungkin terjebak di bawah reruntuhan,” kata Kementerian Dalam Negeri Ukraina sebagaimana dipetik dari Reuters.
Gambar dari lokasi kejadian memperlihatkan para lansia dievakuasi dalam kondisi darurat, berbaring di atas selimut di tanah. “Ini adalah serangan yang tidak berperikemanusiaan, terutama terhadap warga sipil yang rentan,” ungkap seorang petugas penyelamat.
Serangan di Sumy menambah daftar panjang serangan yang menargetkan infrastruktur energi di seluruh Ukraina. Kementerian Energi Ukraina melaporkan bahwa 10 wilayah saat ini mengalami pemadaman listrik akibat serangan ini. “Kami menggunakan sistem daya cadangan untuk sementara waktu, tetapi situasinya masih sangat rentan,” kata seorang pejabat kementerian.
Uni Eropa merespon situasi ini dengan mengumumkan rencana untuk membongkar sebuah pembangkit listrik di Lituania dan merelokasi infrastrukturnya ke Ukraina, serta meningkatkan ekspor listrik ke negara tersebut.
Sementara itu, Misi Pemantauan Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina menyatakan bahwa serangan terhadap infrastruktur energi adalah pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional. “Layanan penting seperti air dan pemanas terancam, dan ini berdampak langsung pada kesehatan dan keselamatan publik,” ungkap seorang juru bicara.
Presiden Zelenskiy menuduh Rusia menggunakan strategi kejam dengan menyerang infrastruktur esensial, dan menganggap tindakan ini sebagai kejahatan perang. Di sisi lain, Rusia mengklaim bahwa fasilitas listrik merupakan target militer yang sah. “Kami hanya melindungi kepentingan kami,” kata seorang pejabat Rusia.
Serangan ke Sumy telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir, dengan beberapa insiden mematikan yang menewaskan warga sipil dan merusak fasilitas medis. Pada Rabu malam, tiga orang tewas dalam penembakan di dekat Krasnopillia, sementara dua lainnya terluka pada Kamis pagi (RED).
Discussion about this post