GAZA, RADIANTVOICE.ID – Pertempuran antara pasukan Israel dan kelompok militan Hamas di Jalur Gaza kembali memanas pada Jumat (20/9). Sedikitnya 14 warga Palestina tewas dalam serangan tank dan udara, menurut petugas medis setempat. Di tengah serangan tanpa henti ini, pasukan Israel juga memperkuat serangan di Rafah, sebuah kota di bagian selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir.
Di tengah pertempuran sengit ini, banyak warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan Israel kini tinggal di kamp-kamp pengungsian sementara di pesisir pantai.
“Kami khawatir kamp ini akan diterjang ombak besar,” kata Ahmad, salah satu pengungsi di sana, yang mengungkapkan kekhawatiran akan kondisi cuaca yang tak menentu.
Pasukan Israel dilaporkan menembaki kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, menewaskan delapan orang dan melukai beberapa lainnya, menurut pejabat kesehatan Palestina. Di Gaza City, serangan udara menghantam sebuah rumah, menewaskan enam orang lainnya.
Serangan juga terjadi di kota Beit Hanoun di Gaza utara, di mana sebuah serangan Israel mengenai sebuah mobil yang menyebabkan beberapa korban tewas dan terluka. Namun, hingga kini belum jelas berapa banyak korban yang merupakan kombatan dan berapa yang warga sipil.
Di Rafah, pasukan Israel memperluas operasi militer dengan dukungan serangan udara. Warga setempat melaporkan suara tembakan dan ledakan yang menggema di kawasan timur kota, di mana beberapa rumah telah diledakkan oleh pasukan Israel.
Sayap militer Hamas mengonfirmasi bahwa mereka terlibat dalam baku tembak hebat melawan pasukan Israel di lingkungan Tanour, Rafah.
“Pejuang kami bertempur mati-matian melawan pasukan Israel yang telah maju ke wilayah Tanour,” ungkap pernyataan resmi dari sayap militer Hamas sebagaimana dipetik dari Reuters.
Menurut keterangan militer Israel, operasi mereka di Rafah dalam beberapa minggu terakhir telah menewaskan ratusan militan Palestina, menemukan sejumlah terowongan bawah tanah, serta menghancurkan infrastruktur militer Hamas.
Fokus utama dari pertempuran ini adalah kendali atas perbatasan selatan antara Rafah dan Mesir, sebuah wilayah yang sangat strategis. Israel bersikeras untuk tetap mengontrol wilayah ini, yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi, yang juga menjadi salah satu poin utama dalam negosiasi gencatan senjata.
Amerika Serikat bersama mediator dari Qatar dan Mesir telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun, dua hambatan utama masih menjadi penghalang, yaitu keinginan Israel untuk tetap menguasai Koridor Philadelphi dan perincian pertukaran tawanan antara Israel dan Palestina (RED).
Discussion about this post