MOJOKERTO, RADIANTVOICE.ID – Desa Mlaten, Mojokerto, yang dikenal sebagai sentra penghasil gerabah, kini menjadi target program pengabdian masyarakat Universitas Airlangga (Unair). Tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis melakukan pendampingan kepada para perajin agar dapat menembus pasar ekspor. “Kami mendampingi para perajin gerabah agar bisa ekspor, tentu untuk meningkatkan pendapatan mereka,” ujar ketua tim pendamping, Dr. Imron Mawardi.
Pendampingan ini, kata Imron, bertujuan untuk membantu para perajin meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk agar lebih layak untuk diekspor. Sebelumnya, dua pelatihan telah digelar, yaitu pelatihan diversifikasi produk dan digital marketing. Pelatihan ketiga akan menyusul setelah pendampingan ini selesai.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para perajin di Mlaten adalah fokus produksi yang terbatas pada cobek, dengan harga jual yang sangat murah, sekitar dua hingga tiga ribu rupiah. “Kami ingin gerabah ini lebih bervariasi dan bisa diekspor,” ujar Kepala Desa Mlaten, Dwi Sisworini.
Untuk membantu para perajin mengembangkan produk, Unair mendatangkan Mas Bisma, perajin gerabah dari Kasongan, Yogyakarta, yang telah berpengalaman mengekspor produknya. Bisma memberikan wawasan tentang model dan kualitas gerabah yang berpotensi di pasar internasional.
Selain Bisma, anggota tim pengabdian, Dr. Dien Mardhiyah, juga memberikan pelatihan tentang jenis-jenis kerajinan dan pentingnya meningkatkan nilai tambah produk. “Gerabah perlu diekspor untuk meningkatkan daya saing dan pendapatan perajin,” kata Dien.
Pada pelatihan digital marketing yang dilaksanakan kemarin, Imron menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar. “Penggunaan media digital bukan hanya tren, tetapi kebutuhan. Kami berharap perajin di Desa Mlaten bisa lebih percaya diri memasarkan produknya secara global,” jelas Imron.
Erland Maulana, ahli digital marketing yang juga menjadi narasumber, memberikan pelatihan langsung tentang cara memanfaatkan Facebook Marketplace untuk menjual produk gerabah. Peserta diminta langsung membuat konten dan mengunggahnya di platform tersebut.
Para perajin sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Banyak dari mereka yang baru pertama kali mencoba memasarkan produk mereka secara online dan mengajukan berbagai pertanyaan terkait penggunaan media digital.
Dengan pendampingan dan pelatihan ini, diharapkan perajin gerabah Desa Mlaten tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan, tetapi juga dapat memperkenalkan produk mereka ke pasar internasional, membuka peluang ekspor yang lebih luas.





























Discussion about this post