JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketua MPR RI, menegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia harus aktif berkontribusi terhadap perdamaian dunia. Dalam kuliah daring yang disampaikannya di Universitas Pertahanan RI (Unhan), Bamsoet menyebutkan bahwa politik bebas aktif yang dianut Indonesia memberi ruang bagi negara untuk mengambil peran penting dalam percaturan global.
“Politik luar negeri kita bebas dalam arti tidak memihak blok manapun, namun aktif berpartisipasi dalam menciptakan perdamaian internasional. Ini adalah bagian dari tanggung jawab Indonesia sebagai negara besar,” ujar Bamsoet, Rabu (18/9/2024).
Ia menjelaskan bahwa konsep bebas aktif telah dirumuskan oleh para ahli hukum seperti A.W. Wijaya dan Mochtar Kusumaatmadja. Menurut mereka, kebebasan dalam politik luar negeri berarti Indonesia tidak terikat oleh satu ideologi atau blok, sementara sikap aktif mengharuskan negara untuk selalu proaktif dalam merespons isu-isu internasional.
“Pandangan ini sangat relevan dengan situasi global saat ini, di mana negara-negara perlu bersikap lebih terbuka dan aktif dalam mencari solusi bersama atas masalah dunia,” jelas Bamsoet.
Sebagai mantan Ketua DPR RI, Bamsoet juga menekankan pentingnya dasar hukum yang jelas dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri. Ia merujuk pada UUD 1945 dan UU No. 37 Tahun 1999 sebagai landasan hukum yang mengatur hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain.
“Dasar hukum ini memberikan landasan yang kuat bagi kita untuk merumuskan kebijakan luar negeri yang konsisten dengan kepentingan nasional,” katanya.
Bamsoet juga memaparkan lima tujuan utama dari kebijakan luar negeri Indonesia, yaitu mempertahankan integritas negara, meningkatkan kepentingan ekonomi, menjamin keamanan nasional, melindungi martabat bangsa, dan membangun kekuatan di panggung global.
“Semua ini bertujuan untuk memastikan Indonesia dapat berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan keamanan internasional,” tambahnya.
Ia menyoroti bahwa dalam konteks ekonomi, kebijakan luar negeri Indonesia berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di saat-saat krisis. Menurutnya, diplomasi ekonomi menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam melewati krisis finansial di tahun 1998 dan 2008.
Selain itu, Bamsoet menekankan pentingnya perlindungan keamanan nasional dalam kebijakan luar negeri. Menurutnya, pemerintah harus selalu siap menghadapi ancaman dari luar negeri, termasuk menjaga stabilitas wilayah perbatasan.
“Keamanan nasional adalah prioritas utama, dan ini harus tercermin dalam setiap langkah diplomasi yang kita lakukan,” tegas Bamsoet.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga martabat bangsa di kancah internasional. Bamsoet berpendapat bahwa reputasi negara di mata dunia adalah aset yang harus selalu dijaga dan dilindungi.
“Martabat bangsa sama pentingnya dengan reputasi individu dalam kehidupan sosial, oleh karena itu kita harus menjaga kehormatan bangsa di mata dunia,” katanya.
Menutup kuliahnya, Bamsoet menegaskan bahwa Indonesia harus membangun kekuatan di tingkat internasional untuk memastikan kepentingan nasionalnya terlindungi (RED)
Discussion about this post