JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Ketika Taylor Swift mendukung Kamala Harris untuk pemilu presiden lewat postingan di instagrmnya, reaksi yang terjadi lebih dari sekadar dukungan selebritas biasa. Penggemarnya, sebanyak 284 juta dan dikenal sebagai “Swifties“, langsung menggerakkan kampanye untuk Harris melalui media sosial. Salah satu penggerak utama kampanye ini adalah Irene Kim, yang telah menjadi Swiftie selama bertahun-tahun dan kini memimpin gerakan “Swifties for Kamala.”
Kim, yang bekerja penuh waktu untuk kampanye ini, mengatakan bahwa para Swifties menggunakan keterampilan mereka dari dunia fandom untuk mendorong kampanye Harris.
“Kami tahu cara mengelola kampanye online, cara membuat konten yang viral, karena kami sudah melakukannya di dunia Taylor Swift,” ujar Kim sebagaimana dilansir dari BBC News. Kim menekankan bahwa kampanye ini menggunakan media sosial untuk menjangkau pemilih muda yang mungkin belum tertarik pada politik.
Grup ini terdiri dari lebih dari 3.500 sukarelawan yang secara mandiri bekerja tanpa bantuan resmi dari tim Harris. Meskipun demikian, mereka tetap berkoordinasi dengan tim Harris dalam hal-hal praktis seperti pelatihan sukarelawan dan pendaftaran pemilih.
Sejak dibentuk pada bulan Agustus, mereka telah berhasil mengumpulkan lebih dari $165.000 untuk mendukung kampanye Harris, sebuah pencapaian luar biasa untuk gerakan yang dipimpin penggemar.
Kampanye ini mendapat dorongan besar ketika Taylor Swift memposting dukungannya di Instagram, menyebutkan bahwa dia ingin penggemarnya melakukan riset sebelum memilih.
“Penelitianmu adalah tanggung jawabmu, dan pilihan ada di tanganmu,” kata Swift dalam postingannya.
Irene Kim menyebutkan, setelah postingan Swift, mereka melihat lonjakan besar dalam jumlah sukarelawan dan pendaftaran pemilih.
Kampanye Swifties for Kamala berfokus pada penggunaan meme dan konten viral untuk menjangkau pemilih muda.
“Meme dan video lebih autentik dan lebih mudah dicerna oleh generasi muda dibandingkan dengan iklan politik tradisional,” kata Kim. Hal ini, kata Kim, dianggap penting karena generasi muda sering kali kurang terlibat dalam proses politik.
Namun, tantangan tetap ada. Beberapa penggemar Swift mendukung kandidat lain, termasuk Donald Trump. Beberapa akun “Swifties for Trump” muncul di media sosial, meskipun basis pendukung mereka jauh lebih kecil.
“Kami tidak ingin membuat perpecahan di antara penggemar Swift, tetapi kami tetap tegas dalam mendukung Kamala Harris,” ujar Kim.
Pendukung Trump juga sangat aktif di media sosial, dengan dukungan dari tokoh-tokoh seperti Elon Musk yang mengirimkan pasukan pengikut setia mereka untuk mendukung Trump.
“Ini adalah medan pertempuran online,” kata Kim,
“Dan kami siap bersaing dengan mereka.”imbuh Kim.
Kim dan kelompok Swifties for Kamala percaya bahwa meskipun tantangan di media sosial besar, mereka memiliki senjata rahasia: kecintaan yang mendalam terhadap Taylor Swift.
“Kita semua terhubung melalui musiknya, dan itu yang membuat kita lebih kuat,” ujar Kim kepada BBC News (RED)
Discussion about this post