AMERIKA, RADIANTVOICE.ID – Setelah kekalahannya di debat pertama, Donald Trump menolak untuk mengikuti debat presiden kedua melawan pesaingnya, Kamala Harris, sebelum pemilihan November mendatang. Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Kamis, dua hari setelah perdebatan pertama mereka di Philadelphia, Trump menyebut keputusan Harris untuk meminta debat ulang sebagai tanda bahwa ia “jelas” kalah.
Trump mengklaim bahwa hasil jajak pendapat pascadebat menunjukkan dirinya sebagai pemenang, dan menganggap Harris seharusnya lebih fokus pada tugasnya sebagai wakil presiden daripada meminta pertandingan ulang.
“Kami merasa, debat kedua itu tidak perlu,” kata Trump dalam wawancara dengan Telemundo Arizona sebagaimana disitir BBC News.
Di sisi lain, Kamala Harris menanggapi penolakan Trump dengan tegas dalam rapat umum kampanyenya yang digelar di North Carolina. Harris menegaskan bahwa pemilih “harus melihat pilihan yang akan mereka hadapi di bilik suara: melanjutkan dengan Kamala Harris atau mundur dengan Trump”.
Menurut jajak pendapat, keduanya berada dalam posisi yang sangat ketat menjelang pemilihan, dengan hasil Kamala Harris menunjukkan performa yang kuat dalam debat hari Selasa lalu, termasuk kritik tajam terhadap Trump mengenai kerumunan rapat umum dan insiden 6 Januari di Capitol AS.
Trump dan pendukungnya mengkritik jurnalis ABC yang memoderasi debat, menyebut mereka tidak adil dan memihak Harris. Dalam postingan di Truth Social, Trump menegaskan bahwa dia merasa tidak perlu debat tambahan dan menuduh Harris hanya mencari alasan untuk pertandingan ulang setelah kekalahan.
“Ketika seorang petarung kehilangan pertarungan, kata pertama dari mulutnya adalah ‘Saya ingin pertandingan ulang’,” tulis Trump dalam postingan panjangnya.
“Jajak pendapat jelas menunjukkan bahwa saya memenangkan debat melawan rekan Kamala Harris, kandidat sayap kiri radikal dari Partai Demokrat… dan dia segera meminta debat kedua,” tambahnya.
Meskipun Trump mengklaim debat kedua tidak diperlukan, dalam kampanyenya, Harris terus mendesak agar debat tersebut dilanjutkan. Mereka berargumen bahwa pemilih perlu melihat pilihan yang jelas di bilik suara.
“Wakil Presiden Harris siap untuk debat kedua. Bagaimana dengan Donald Trump?” kata Harris. Penolakan Trump terhadap debat kedua tampaknya bertentangan dengan pesan awal kampanyenya yang menyatakan dukungan untuk serangkaian debat.
Keputusan Trump juga tampaknya mengabaikan pernyataan dari penasihat seniornya, Jason Miller, yang pada Rabu pagi mengatakan kepada CNN bahwa Trump “sudah mengatakan bahwa dia akan melakukan tiga debat”.
Menurut Adam Green, pendiri Komite Kampanye Perubahan Progresif, keputusan Trump untuk menolak debat kedua bisa menjadi keuntungan besar bagi kampanye Harris.
“Pemilih akan memiliki kesan yang bertahan lama tentang Kamala Harris sebagai seorang presiden dan berdiri di sisi mereka,” kata Green sebagaimana dilansir BBC News.
Namun, Jeremy Petersen, pemilih independen dari Utah, yang mengatakan bahwa ia tidak terkejut dengan keputusan Trump. “Jika (Trump) merasa tidak bisa mendapatkan beberapa dukungan suara media sosial, tidak ada manfaat baginya untuk muncul,” kata Petersen.
Tradisi debat presiden Amerika telah ada sejak 1960, ketika John F Kennedy dan Richard Nixon berdebat,. Tradisi ini tampaknya akan terganggu oleh keputusan saat Joe Biden menarik diri setelah debat pertama melawan Trump.
Pertanyaan mengenai debat tambahan antara Harris dan Trump masih belum terjawab, dengan statistik menunjukkan bahwa debat pertama menarik perhatian yang signifikan dari pemirsa dan menambah ketegangan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat di tahun ini (RED).
Discussion about this post