PENNSYLVANIA, RADIANTVOICE.ID – Pasangan suami-istri yang juga menjadi relawan kampanye Trump, Rachel dan Chris Gottberg, telah menyiapkan diri untuk bergerak mengetuk pintu-pintu rumah warga di York, Pennsylvania. Keduanya bertekad untuk memenangkan hati para pemilih yang jarang memilih, untuk memilih calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Keduanya menilai, mengajak para pemilih yang jarang memilih adalah kunci kemenangan Trump nantinya di negara bagian tersebut.
Dengan mengenakan kaos merah bertuliskan “Trump Force Captain,” keduanya termasuk di antara segelintir relawan yang berkumpul di markas Partai Republik di kota kelas pekerja berpenduduk sekitar 45.000 orang ini. Keduanya berencana membawa bayi mereka yang berusia delapan bulan dalam kereta dorong.

Pasangan suami istri itu mengatakan bahwa mereka fokus pada pemilih yang baru terdaftar dan apa yang disebut kampanye politik sebagai pemilih dengan “kecenderungan rendah” – orang-orang yang tidak selalu ikut serta dalam setiap siklus pemilihan dan bahkan mungkin melewatkan pemilihan presiden setiap empat tahun.
Kampanye Trump dan koalisinya ini memfokuskan kampanyenya pada strategi kampanye yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan menargetkan para pemilih yang jarang memilih di tujuh negara bagian yang bisa menentukan pemilihan pada 5 November melawan kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris.
Strategi ini, yang sebelumnya belum dilaporkan secara detail, merupakan strategi berisiko tinggi dan memerlukan banyak tenaga untuk dapat mendatangkan gelombang pemilih baru ke bilik suara. Namun, strategi ini juga berpotensi bisa mengalami kegagalan jika target mereka, yakni para pemilih pasif, pada akhirnya tetap di rumah.
“Ini jelas merupakan fokus baru yang tidak dilakukan pada pilpres tahun 2020 lalu,” kata Rachel Gottberg, 34 tahun, seorang veteran kampanye door-to-door sebelumnya, sebagaimana dilansir Reuters.
Para kandidat biasanya menargetkan pemilih yang jarang memilih dan pemilih yang berpindah haluan dalam upaya memperluas dukungan di luar basis mereka. Namun, Trump, lebih dari siklus sebelumnya, melihat pemilih yang jarang memilih sebagai hal yang penting. Pemilih yang menjadi target sebagian besar adalah penduduk pedesaan, kulit putih, dan muda, tetapi juga mencakup sekelompok besar orang dari kalangan minoritas.
“Kami tahu mereka setuju dengan kami. Kami tahu mereka mendukung kami, tetapi kami harus membawa mereka ke tempat pemungutan suara,” kata James Blair, direktur politik kampanye Trump (*).
Discussion about this post